Bab Dua Puluh Lima

2K 172 36
                                    

Anya berkaca dulu sebelum turun dari mobil. Memastikan bahwa semuanya tidak terlalu berlebihan.

"Nggak lebay kan ya? Cuma gini doang biar muka gak pucet. Ntar gue dikatain ibu-ibu mau ngerumpi lagi."

Anya menoleh ketika ponselnya berdering. Ternyata Dira yang meneleponnya.

"Beb dimana?!" Tanya Dira.

"Ya Allah pagi-pagi ngegas lo. Masih diparkiraaan. Sabar."

"Lah gue di depan parkiran ini. Mana? Gue nggak liat mobil Abi. Gue kan hapal nomer plat-nya."

Anya menoleh kesana kemari mencari Dira. Ia melihat Dira yang tidak jauh sambil mencari mobilnya Abi.

"Gue jalan nggak bareng Abi beb. Abi masuk siang," jawab Anya sambil memoles kembali lipstik berwarna pink nude miliknya.

"Lah?! Lo diparkiran motor dong?"

"Nggak. Udah tunggu aja situ. Nggak usah kemana-mana. Gue nggak jauh dari lo."

Telepon pun dimatikan Anya. Dira menatap layar ponselnya dengan tatapan tidak mengerti.

"Ini anak gak waras apa gimana ya?"

Dira membuang pandangannya ke sekitar. Tapi ia mendadak terkejut, melihat Anya turun dari sebuah mobil yang tidak pernah Dira lihat. Dira bergegas menghampiri Anya yang sudah melambaikan tangan padanya.

"Anjir! Mobil baru?" Tanya Dira tak percaya.

"Nggak juga sih. Mobilnya Abi sebenernya. Tapi dikasih buat gue," jawab Anya.

"Anya... Dira bisa nebeng pulang dong?" Tanya Dira sok manja. Tangannya merangkul lengan Anya.

Anya menoyor kepala Dira dengan jari telunjuknya. "Sok imut banget anak kadal. Kesel gue."

Dua jam pun berlalu, Anya telah selesai melaksanakan mata kuliah pertamanya. Anya yang masih sibuk membereskan berkas catatannya yang berserakan, seketika mendongakkan kepalanya karena seseorang berdiri di depannya.

"Eh Angga. Kenapa Ngga?" Tanya Anya.

"Kantin yuk," ajak Angga.

Billa dan Dira saling bertatapan. Mereka memang tahu, Angga ini cinta pertamanya Anya.

Billa dan Dira kini menatap Anya dengan tatapan 'jangan pergi berdua, ajak kita'. Anya sudah mengerti dengan isyarat itu.

"Ayo, tapi bareng ya sama Billa, Dira. Nggak enak soalnya mereka ngajak gue duluan tadi."

Angga berpikir sebentar. "Yaudah nggak apa-apa," jawabnya sambil menganggukkan kepala.

Anya tersentak begitu ponselnya bergetar karena ada telepon masuk. Ternyata dari Abi.

"Halo Abi."

*****

Abi memarkir mobilnya tak jauh dari mobil Anya. Kebetulan ada tempat yang kosong. Sesaat setelah keluat dari mobil, ponselnya bergetar. Ada telepon lagi dari Rachel.

"Abi, jadi ketemu kan? Sebentar aja," kata Rachel dari ujung sana.

"Iya gue baru sampe kampus. Tunggu bentar nanti gue telepon lagi ketemu dimananya."

Abi mematikan telepon itu begitu saja. Ia langsung menelepon Anya.

"Halo Abi."

"Halo Anya, aku baru sampe kampus nih. Kamu dimana?"

"Lagi jalan ke kantin. Abi mau nyusul?"

"Oh. Enggak deh. Aku nanya aja kok."

"Hmm, yaudah. Sampe ketemu nanti ya."

BIG [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang