Bab Tiga

2.7K 275 35
                                    

Seminggu lagi acara pernikahan Anya dan Abi akan digelar. Mereka sedang disibukkan dengan berbenah apartement mereka. Sudah dipastikan ruangan yang satu itu akan menjadi milik Anya, khusus untuk rekaman.

Abi berdiri di depan ruangan Anya yang sedang ditata sedemikian rupa. Ruangan didominasi warna pink ini harus sama persis dekorasinya seperti yang di rumah Anya.

"Mas, maaf yang ini bisa digeser kesinian lagi gak? Maaf Mas saya nggak kuat nariknya," kata Anya yang sedang meminta tolong kepada tukang yang membantu mereka pindahan.

"Nah iya gitu Mas. Oke sip. Makasih Mas." Anya tersenyum puas.

"Repot juga ya. Jadi penasaran kalo lo rekaman kayak gimana," kata Abi yang sekarang berdiri di belakang Anya.

"Ntar juga lo bisa liat tiap minggu. Karena tiap hari libur gue rekamannya," kata Anya sambil menepuk pundak Abi, kemudian berlalu begitu saja keluar ruangan.

Tidak begitu banyak yang mereka bawa atau beli, karena sejujurnya apartement itu sudah lengkap dengan segala furniturnya. Jadi dalam beberapa hari saja, mereka sudah selesai pindahan, dan apartement itu sudah siap huni.

🎶🎶🎶

Hari yang dinanti telah tiba. Anya saat ini sedang dirias oleh salah satu makeup artist ternama di ibukota. Acara yang digelar di rumah Abi tidak begitu meriah, namun dekorasinya mewah. Ini dikarenakan Anya dan Abi setidaknya mempunyai foto pernikahan.

Anya menatap dirinya di cermin. Ia tidak menyangka sebentar lagi akan menyandang status sebagai Nyonya Sabian. Tubuhnya yang gemuk benar-benar bisa sedikit disembunyikan oleh balutan kebaya buatan designer ternama.

Anya bukanlah orang kaya. Kehidupannya memang berkecukupan, tapi tidak mewah seperti calon suaminya. Uang hasil dari youtube kadang untuk membantu ekonomi keluarganya.

Sekarang siapa yang menyangka? Anya menikah dengan seorang yang luar biasa. Walaupun tanpa ada cinta diantara mereka.

"Anyaa!"

Anya menoleh ke arah pantulan cermin, ternyata Dira dan Billa datang menghampirinya di ruang rias.

"Cantik banget Anyaaaaa. Kok gue terharu ya," ujar Billa sambil menahan air matanya.

"Lo jangan mewek Bil, belom mulai. Ntar makeup lo luntur." Dira menepuk pundak Billa.

"Eh si Rendi dateng tau Nya. Hahaha dia nggak bisa ngatain lo lagi sekarang. Tapi sumpah ya, Rendi ganteng pake baju batik. Asli."

"Si Abi gak bilang sama gue dia ngundang Rendi. Dateng sendiri Bil?"

"Gue liat sih tadi kayanya sama orang tuanya deh," kata Dira menimpali.

Sementara diluar sana, Abi sudah rapi dengan pakaian pernikahannya yang berwarna putih. Ia menyambut beberapa saudara dan kerabat dekat orang tuanya dan orang tua Anya.

"Sob... Gila lo sold out duluan." Rendi menepuk kedua pundak Abi.

"Ya gimana haha. Jangan sebarin ke siapa-siapa ya. Kita bakalan satu kampus sama Anya dan temen-temennya. Gue sama Anya minta ke kalian buat rahasiain ini dulu."

"Paham kok gue. Kenapa? Lo malu ya punya bini kayak Anya?" tanya Rendi meledek.

"Gue gak seburuk yang lo pikirin ya nyet. Awas lo kalo ngatain Anya lagi depan gue. Gimana juga dia istri gue ntar."

BIG [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang