Bab Tujuh

2.2K 227 37
                                    

Anya mendongakkan kepalanya. Melihat Abi yang sedang memandangnya datar. Ia menundukkan kepala lagi. Tidak mau melihat wajah Abi.

Abi melirik ke arah laki-laki di sebelah Anya. Tanpa bicara apa-apa Abi hanya memberikan Anya minuman dingin.

Anya menerimanya. Kemudian Abi pergi meninggalkan mereka begitu saja.

"Hih dasar orang aneh," gumam Anya sambil melihat minuman yang diberikan Abi.

"Itu bukannya si ketua anggota ospek yang tadi kepilih ya? Dia kenal sama lo?" tanya Angga.

"Hm. Kenal," jawab Anya tersenyum kecil.

Jujur saja Anya tersentuh dengan sikap Abi. Walaupun ia dingin diluar, tapi ada sisi hangat yang ia berikan.

'Nggak. Gue gak boleh punya perasaan sama Abi. Abi belum ngelupain masa lalunya. Lo bakalan sakit Nya.'

*****

Abi mengenakan earphone kembali setelah memberikan Anya minuman tadi. Abi sangat penasaran dengan laki-laki itu.

Abi larut dalam musik yang ia dengarkan. Ia memejamkan mata sejenak.
Sampai akhinya...

"Hai Abi!" Rachel menarik earphone yang Abi kenakan.

Wajahnya sangat dekat dengan Abi sekarang. Membuat Abi mengerjap beberapa kali.

"Lo ngapain sih ah." Abi mendorong Rachel ke samping.

"Lagian gue daritadi manggil juga. Makanya kalo dengerin lagu tuh suaranya nggak usah gede-gede," ujar Rachel yang kini duduk di samping Abi.

"Bi."

"Hm?"

"Jangan dingin gitu dong sama gue. Gue mau minta maaf dulu gue ninggalin lo gitu aja. Bukan tanpa alasan. Gue cuma mau ngejar cita-cita gue. Sayangnya gue gagal."

"Iya gue maafin," jawab Abi datar.

"Rendi bilang, lo nggak bisa lupain gue ya?" tanya Rachel yang sekarang sedang memandang Abi.

"Rendi ngaco. Nggak usah didengerin."

"Perasaan kita tuh sama Bi. Gue juga nggak bisa lupain lo. Makanya gue balik sekarang, buat lo."

Abi menoleh ke arah Rachel dan memandangnya. Ia membuang pandangannya kembali. Tidak mau larut terlalu jauh.

Tanpa disangka, Rachel menyandarkan kepalanya di pundak Abi. Sontak Abi ingin menghindar, namun lengannya ditahan oleh Rachel.

"Sebentar aja Bi. Sebentar aja gue pengen kayak gini lagi sama lo."

Abi terdiam dengan posisinya. Bagaimana pun, Rachel adalah gadis manis yang sangat mengisi hatinya dulu. Sekarang ia kembali untuknya.

Sementara di sisi lain, Anya telah pamit pada Angga ingin berjalan-jalan sendiri. Ia memasang earphone untuk mendengarkan soundtrack drama korea yang galau-galau kesukaannya. Memang agak drama, tapi Anya menyukainya.

Langkah Anya terhenti karena ia melihat Abi dan Rachel dari kejauhan. Rachel menyandarkan kepalanya di pundak Abi.

"Ngeliat pemandangan kayak gitu, pas banget lagunya lagi sedih banget dah ini. Kok gue nyesek ya?" gumam Anya pelan.

"Resiko Nya. Lo nikah sama orang yang belom lupain masa lalunya. Lo nikah sama orang yang gantengnya luar biasa."

"Lo siapa sih Nya. Cuma cewek gendut, dan nggak ada satupun cowok yang suka sama lo. Nggak, lo nggak boleh punya perasaan sama Abi. Sadar Nya."

BIG [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang