Bab Tiga Puluh Dua

2K 175 7
                                    

Rachel sedang menikmati waktunya di salon, sebelum pergi ke rumah Abi. Ah, lebih tepatnya ke rumah orang tua Abi.

Rachel hanya memainkan ponselnya. Membuka sosial media. Alisnya berkerut saat melihat suatu postingan dari akun gosip.

"Hah? Anya sama Abi?"

Rachel kembali melanjutkan membaca kata-kata yang tertera di sana. Membuat Rachel tercengang seketika.

"Anya youtubers itu? Haha nggak mungkin," gumam Rachel pada diri sendiri. Mencoba untuk tidak percaya.

Entah kenapa rasa panik menyelimuti dirinya. Ia selalu merasa Anya bukanlah apa-apa. Ia selalu merasa lebih baik dari Anya. Tapi, nyatanya yang ia baca sekarang...

Anya sebenarnya adalah orang yang terkenal.

Tidak dipungkiri, bahkan Rachel suka menonton video yang disuguhkan Anyanya. Karena suaranya yang begitu lembut dan memanjakan telinga.

Setelah melakukan perawatan untuk rambutnya, Rachel bergegas menemui Abi di rumah orang tuanya.

Tidak butuh waktu yang lama, akhirnya Rachel sampai di tempat tujuan. Rachel dipersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu oleh seorang asisten rumah tangga. Tidak lama kemudian, Sinta datang menemui Rachel.

"Apa kabar Rachel?" Sinta menghampiri Rachel yang sudah duduk di ruang tamu.

Rachel bangun dari posisinya dan mencium punggung tangan Sinta sebagai tanda hormat.

"Baik Tante. Tadi Rachel bawa buah-buahan buat di sini, udah dibawa sama bibi yang ngurus rumah Tante," jelas Rachel yang kemudian kembali duduk di sofa.

"Makasih banyak ya. Oh iya, Abi sama Anya kayaknya pada ketiduran deh. Sebentar ya, Tante mau nyuruh bibi bangunin mereka dulu." Sinta tersenyum pada Rachel, dan meninggalkannya sebentar.

Sinta tentu dengan sengaja mengatakan hal itu. Rachel merasa hatinya tertusuk. Merasa dunia sama sekali tidak berpihak padanya. Rachel meremas ujung bajunya, menahan marah.

Sinta kembali ke ruang tamu dan mengobrol lagi dengan Rachel. Sementara bibi pengurus rumah bergegas membangunkan Abi dan Anya di kamar.

Ttok ttok ttok

"Mas Abi, dipanggil ibu ke bawah. Ada tamu," ujar sang bibi dari balik pintu.

Abi terbangun dan mengerjap matanya beberapa kali.

"Iya bi, sebentar kita ke bawah," jawab Abi tanpa bergerak dari posisinya.

Abi memperhatikan wajah Anya yang masih tertidur di pelukannya. Abi memeluknya erat sekali lagi dan mencium keningnya sebelum membangunkan Anya.

"Anya, bangun. Bunda manggil."

Abi mengelus kepala Anya dan menyingkapkan poni yang menutupi sedikit wajahnya.

Anya terbangun. Mendongakkan kepalanya dan melihat Abi tersenyum menatapnya. Pemandangan yang sangat indah...

"Bentar lagi ah," gumam Anya. Ia menelungkupkan wajahnya di dada Abi. Memeluk Abi dengan erat.

"Rachel kayaknya udah dateng, ayo kita ke bawah."

Anya membuka matanya dan mendengus kesal. Melepas pelukannya dan langsung duduk di kasur. Abi yang ikut terbangun, segera merapikan sedikit rambut Anya menggunakan jarinya.

"Ayo turun aja," kata Abi.

Anya mengangguk. Ia berkaca sebentar merapihkan penampilannya dan memakai kembali jaket denimnya.

Abi menggenggam tangan Anya dan segera keluar dari kamar, menuju ke ruang tamu.

Rachel sedikit tersentak begitu melihat Abi dan Anya yang baru menemuinya. Perhatiannya langsung tertuju pada Anya dan tangan Abi yang menggenggamnya erat.

BIG [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang