Bab Sembilan

2K 218 36
                                    

Ospek hari ini telah selesai. Anya menghampiri Abi yang sedang menunggunya di depan aula. Banyak sekali para wanita yang mencuri pandang kepada Abi yang cool ini.

"Kenapa?" tanya Anya.

"Kamu pulang duluan nggak apa-apa? Aku harus ngurusin buat besok sama panitia."

Anya mengangguk. "Yaudah nggak apa-apa."

"Apa mau dianterin pulang dulu?" tanya Abi.

Anya menggelengkan kepala sambil tersenyum.

"Yaudah hati-hati ya. Oh iya ini..." Abi merogoh kantong celananya. Dan memberikan beberapa lembar uang untuk Anya. "Naik taksi ya pulangnya. Ini ongkosnya."

Perbuatan Abi ini membuat orang-orang di sekitar memperhatikan mereka. Anya buru-buru mengambil uangnya dan menunduk.

"Makasih ya Bi."

Rachel yang baru saja datang menghampiri mereka, langsung melingkarkan tangannya di lengan Abi. Ia menatap Anya dengan tatapan tidak suka.

"Lo ada perlu apa sih sama Abi? Perasaan nempel terus." tanya Rachel.

Anya memperhatikan lengan mulus itu. Lengan yang sedang melingkar di tangan suaminya.

"Bukan apa-apa kok," kata Anya sambil tersenyum dan langsung meninggalkan mereka.

"Ayo Abi kita rapat sama panitia," ajak Rachel yang masih terus memegang lengan Abi.

*****

"Kalian berdua nempel terus. Cocok deh yang satu ganteng yang satu cantik," ujar seorang senior wanita kepada Abi dan Rachel.

"Haha kakak bisa aja. Aku sama Abi memang pernah ada hubungan dulu," jawab Rachel dengan manis.

Abi tetap diam tanpa menjawab apa-apa.

"Balik lagi dong, kalian serasi tau. Bakalan jadi couple goals banget," timpal senior yang lain.

Sudah satu jam rapat itu berlangsung, tapi para senior senang sekali membahas mereka berdua. Abi tiba-tiba beranjak dari duduknya.

"Izin keluar sebentar Kak, mau telepon orang rumah," kata Abi datar.

Abi hendak menelepon Anya untuk tahu keberadaannya. Daritadi ia belum sempat memegang ponsel.

"Halo, udah sampai rumah?" tanya Abi begitu teleponnya diangkat.

"Udah daritadi, ini lagi ngerjain editan youtube. Masih rapat?"

"Hm masih. Udah makan?"

"Belum sih hehe. Nanggung," kata Anya pelan.

"Makan ya jangan nggak. Besok kita pergi. Jangan sampai lambung kamu kumat."

"Siap pak bos!" jawab Anya penuh semangat.

"Yaudah aku lanjut rapat lagi. Oh iya satu lagi, nggak usah masak ya buat malem. Nanti pulang dibawain makan."

"Oke."

Telepon pun dimatikan.

Setelah dua jam melakukan rapat, sekarang sudah waktunya pulang. Abi ingin cepat-cepat sampai rumah untuk membereskan beberapa barang.

"Abi, anterin gue pulang ya?" pinta Rachel.

"Hari ini alesannya apalagi?" tanya Abi dingin.

"Mau pulang bareng lo," jawab Rachel tegas.

Abi tidak menjawab apa-apa, hanya berlalu begitu saja. Tapi membiarkan Rachel mengikutinya. Tapi biarpun begitu, Abi benar-benar mengantar Rachel pulang. Tentu saja membuat Rachel senang.

BIG [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang