Bab Tiga Belas

2K 194 34
                                    

Abi melepas kausnya dan meletakkan di pinggir batu. Anya gugup sekali melihat penampilan Abi. Ia menelah ludahnya. Memejamkan matanya sejenak untuk mengontrol degup jantungnya yang tidak karuan.

Sementara beberapa wanita memekik senang melihat Abi bertelanjang dada seperti itu. Anya yang masih memejamkan mata, mendengus kesal mendengarnya.

"Kenapa?" tanya Abi yang melihat Anya sedang memejamkan mata.

Anya membuka matanya dengan cepat. "Nggak.. Hahaha," jawab Anya kikuk.

Anya dan Abi pun turun ke dalam air. Salah satu kelemahan Anya adalah kalau berenang atau berendam di air yang dingin, kakinya pasti akan kram.

"Anyaaa Abi! Ayo sini buruan!" teriak Rendi yang ternyata sudah bergabung dengan yang lain.

"Ayo jalan pelan-pelan Nya." Abi meraih pinggang Anya dengan satu tangannya.

Setelah berjalan pelan-pelan mereka akhirnya sampai di pancuran air curug yang deras. Membiarkan badan mereka serasa dipijit oleh pancurannya.

"Hahaha sumpah geli tau pas kena leher," kata Anya sambil bergidik geli.

"Aduh. Abi, kaki Anya kram deh kayaknya," keluh Anya tiba-tiba.

"Sini peluk Aku. Kakinya lingkarin aja ke aku, jangan banyak digerakin." Abi menarik Anya ke dalam pelukannya.

Anya gugup setengah mati saat ini. Namun Abi melangkahkan kakinya, membawa Anya ke balik air terjun itu, dan bersembunyi dibaliknya. Jantung Anya semakin tak karuan saat Abi menatapnya dalam.

Sedetik kemudian, Abi menempelkan bibirnya ke bibir Anya. Membuat Anya termenung sesaat. Matanya membulat sempurna.

Hanya sekian detik, Abi sudah menarik diri kembali. Ia menahan tawa melihat ekspresi Anya saat ini.

"Heh, kamu kenapa? Hahah," tanya Abi yang kini tertawa.

Anya menatapnya dengan tatapan kosong. Beberapa detik kemudian ia baru tersadar dengan situasi ini. Ia mengerjap beberapa kali, dan merasa bibirnya membeku sekarang.

"Kita udah halal Anya, nggak masalah kan? Cuma ini aja kok. Aku nggak akan minta lebih," kata Abi sambil memegang bibir Anya dengan telunjuknya.

"Ini ciuman pertama Anya. Abi nyium ditempat begini, nggak ada romantisnya." Anya mengerucutkan bibirnya.

"Kurang romantis apa? Basah-basahan terus Abi lagi sexy gini."

"Ih mesum dasar!!"

Anya dan Abi pun keluar dari persembunyian mereka. Rendi menyadari kehadiran mereka pun memandang mereka dengan tatapan curiga.

"Anjir tiba-tiba nongol, gendong-gendongan. Dari mana lo berdua?"

"Biarin sih Ren, orang udah halal mah bebas. Kaki gue tuh kram. Lagian cuma di air doang Abi bisa kuat gendong gue!"

"Wahahaha lo polos amat sih Nya. Gemes gue. Gawat nih Bi, gue makin gemes aja sama Anya. Lo mau ngamuk nggak?" tanya Rendi tak berdosa.

"Coba kalo berani. Dulu aja Anya lo katain abis-abisan," jawab Abi enteng.

Posisi Anya dan Abi ini sukses membuat orang sekitar memperhatikan mereka. Ada yang iri, marah, senang karena menganggap ini suatu hal yang sweet, ada yang memekik tidak jelas.

Sudah jelas Abi ingin memperlihatkan pada semua orang. Walaupun secara tidak terang-terangan mereka menyebutkan sudah menikah, tapi dengan begini orang sudah mengerti bahwa mereka punya hubungan.

*****

Anya telah selesai bersih-bersih dan mandi serta memakai pakaian hangatnya kembali. Ia kembali ke tenda bersama teman-temannya. Namun langkah mereka terhenti karena beberapa wanita mencegat mereka.

BIG [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang