Bab Delapan Belas

1.8K 180 46
                                    

"Halo kesayangan aku."

"Rendi. Lo ngapain kesini malem begini?" tanya Anya heran.

"Emang Abi nggak ngomong?"

"Rendi nginep. Besok kita ke kampus sama Rendi. Pake mobilnya dia. Sekalian nanti anter aku ke bandara. Ayo masuk Ren."

"Untung disini tinggal nitip KTP buat tamu, jadi nggak usah ribet-ribet lo berdua kebawah jemput gue," lanjut Rendi sambil melangkah ke dalam.

"Anggep aja rumah sendiri ya Ren, kalo mau minum apa makan gitu ambil aja," ujar Anya dari arah dapur.

"Tenang aja Nya. Lo nggak usah bikinin minum apa-apa. Biar gue bisa bobo ganteng."

"Pede. Siapa juga yang mau bikinin lo minum," gerutu Anya yang sekarang kini bergabung dengan mereka di ruang tengah.

"Lo mau tidur dimana Ren? Di ruangannya Anya mau?" tanya Abi.

"Gue disini aja nggak apa-apa. Sofa lo empuk cuy. Buat tidur juga badan gue nggak pegel," kata Rendi sambil menepuk-nepuk sofa itu.

"Yaudah Anya tidur duluan deh ya. Kalian ngobrol aja dulu," pamit Anya.

Sesaat Anya sudah menutup pintu kamarnya, Abi dan Rendi melanjutkan bicara mereka.

"Gue nitip Anya ya Ren. Temenin dia biar nggak kesepian. Jangan sampe dia jalan sama cowok lain. Gue curiga sama si Angga itu soalnya," gumam Abi.

"Beres. Gue udah bilang sama Dira, Billa sih buat nemenin Anya. Si Marcel mah gampang. Gue ajak juga mauan dia."

Abi mengangguk-angguk. "Besok lo bawa siapa lagi?"

"Dira. Si Billa nggak bisa katanya. Mau bantuin nyokapnya di kios."

"Sekalian modusin anak orang juga kan lo?" tanya Abi meledek.

"Sialan. Gosip aja lo kampret."

"Elah gue juga tau lo demen sama dia semenjak ospek. Gue kenal lo dari SMA kelas satu ya. Udah apal gue sama kelakuan lo."

"Lo ngerepotin gue buat anterin lo ke bandara segala, nitip Anya ke gue. Lo sadar sesuatu nggak?"

"Apaan?" tanya Abi dengan wajah bingung.

"Lo nggak pernah gini sama Achel."

Abi terdiam sejenak. Jika dipikir-pikir lagi, memang benar yang Rendi katakan. Sewaktu Abi berpacaran dengan Rachel, Abi juga suka pergi ke Bali. Tapi tidak pernah menitipkan Rachel padanya. Yang ada Rachel suka menyusulnya kesana.

"Ya bedalah. Dia kan istri gue Ren."

Rendi terkekeh. "Tetep aja, Rachel kan cinta pertama lo."

Abi mendesah berat. "Haaah entahlah. Gue males mikirin Rachel."

"Ya nggak usah dipikirin lah susah amat. Udah lo temenin Anya molor sono. Kelonan dah berduaan ya. Beberapa hari ke depan kan nggak bisa kelonan lo."

Abi melemparkan bantal sofa ke wajah Rendi. "Mesum aja pikiran lo monyet."

Abi meninggalkan Rendi di ruang tengah yang masih terkekeh senang. Abi membuka pintu perlahan. Ia melihat Anya sudah tertidur. Kali ini Anya tidak memunggunginya.

Abi merebahkan badannya perlahan. Membawa Anya ke dalam pelukannya, mencium keningnya perlahan. Membiarkan ia tertidur dengan posisi itu sampai pagi.

🎶🎶🎶

Hari ini jadwal kuliah mereka tidak ada yang pagi sekali. Ada di mulai pukul 10.00 pagi. Anya sudah repot di dapur untuk membuat sarapan.

BIG [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang