Bab Tujuh Belas

1.9K 178 42
                                    

Anya dan Abi berjalan bersama menuju gedung kampus dari parkiran. Seperti biasa, banyak pasang mata yang tidak menyukai Anya, semenjak beredar kabar kalau Anya adalah pacarnya Abi.

"Haaahh nggak dimana-mana, di-bully. Dulu di sekolah sekarang di kampus. Apa sih yang salah?" gerutu Anya.

"Ya kalo dulu sih nggak tau, kalo sekarang mungkin karena gosip aku pacar kamu kali," jawab Abi enteng.

"Terus kamu mau pamer kalo kamu ganteng, terus terkenal? Hmm dasar narsis. Cool apanya," kata Anya sambil menyipitkan matanya.

Langkah mereka terhenti ketika seseorang datang menghampiri mereka. Dengan alis berkerut dan tatapan tajam kepada Anya.

"Minggir!" seru orang itu sambil mendorong Anya ke samping.

"Abi! Kamu harus jadi pacar aku! Apa istimewanya dia? Ha?"

Anya berkacak pinggang dan memejamkan matanya kesal.

"Nama lo siapa?" tanya Anya dingin.

Orang itu menoleh. "Tiara."

"Oh jadi lo yang namanya Tiara. Yang ngasih Abi cokelat terus pake nomer hp segala?"

"Siapa nama lo? Oh iya Anya ya. Eh denger ya Anya. Lo sama gue aja masih cakepan gue! Kalo Abi pacarannya sama Rachel sih nggak masalah. Gue nggak akan marah. Karena bukan saingan gue!! Nah lo apa? Istimewa lo apa?!"

"Yaudah, ajak aja Abi pacaran. Lo tanya dia mau apa nggak!" jawab Anya yang sudah emosi.

"Abi! Sama aku aja pacarannya ya. Aku suka sama kamu beneran. Aku bisa jadi cewek yang baik buat kamu, aku bisa bahagiain kamu, aku bisa---"

"Stop!" bentak Abi menyela cuitan tak berhenti Tiara.

"Abi aku beneran suka sama kamu," gumam Tiara memelas.

Tidak lama, muncul sosok bak malaikat menghampiri mereka perlahan dengan menunjukkan keanggunannya. Rachel.

"Hai Abi. Selamat pagi," sapa Rachel dengan senyum termanisnya.

Ya, bagus sekali. Anya seperti orang terbuang sekarang. Ia tertawa masam.

"Maaf ya, jangan pegang-pegang Abi," perintah Rachel dengan nada yang manis kepada Tiara.

Tiara mendengus kesal dan meninggalkan mereka begitu saja. Tapi yang jelas dalam lubuk hatinya, Tiara belum menyerah sampai mendapatkan Abi.

"Lo gimana sih Nya? Abi suami lo juga. Kok nggak bisa jagain dia sih? Timbang usir itu cewe aja susah amat."

Anya menoleh ke arah Rachel. Belum yang satu beres, sudah muncul lagi orang yang mau merebut Abi dari hidupnya. Anya menggelengkan kepala.

"Orang cakep mungkin bebas ya mau ngelakuin apa aja. Hidup gue gini amat. Kamu juga Bi. Aku digituin sama Rachel juga diem aja," gumam Anya pelan, kemudian meninggalkan Abi dan Rachel begitu saja.

Abi menghembuskan napas kasar. Ia menarik Rachel ke tempat yang agak lebih sepi untuk berdebat.

"Kenapa lo jadi nyalahin Anya?"

BIG [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang