04

10.5K 1.1K 140
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aery mengucek bola mata sebelah kanannya. Ia tidak tau kenapa dirinya bisa tertidur saat di dalam mobil dan sekarang ia tertidur di dalam sebuah kamar. Tunggu, Aery mencium harum yang tidak asing. Parfum Mingyu. Aery segera mendudukan tubuhnya di atas kasur. Terakhir kali, Mingyu menyuruh Aery untuk menunggunya di dalam mobil sementara ia pergi ke dalam mini market untuk membeli sesuatu disana.

Tapi rasa kantuk yang tiba-tiba menyerang membuatnya tidak bisa menahan kedua bola matanya untuk terpejam.

Aery menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Ia tidak tau dimana Mingyu berada. Namun saat dia membuka pintu kamar tersebut, pria itu tengah berdiri di ambang pintu.

"Saya kira kamu masih tidur." Ucap Mingyu menatap Aery sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Aery juga menemukan suatu hal yang menurutnya patut diperhatikan. Saat berada di kampus, Mingyu akan memanggilnya dengan sebutan 'anda' dan diluar itu dengan sebutan 'kamu'. Dia mengubah kata anda itu kecuali dengan kata saya.

"Ini dimana?" tanya Aery. Tapi Mingyu tidak menjawabnya. Pria itu berjalan menuju sofa yang berada di depan televisi.

"Ini apartemen saya." Jawab Mingyu membuat Aery membulatkan matanya dan menyilangkan tangan di depan dadanya.

"Bapak gak ngapa-ngapain saya kan?" tanya Aery panik.

Ingin sekali Mingyu tertawa tapi rasa gengsinya terlalu tinggi. Dia menjaga image kejamnya agar tetap terjaga kualitasnya. "Saya bakalan lakuin itu kalau nanti sudah sah. Saya gak tega bangunin kamu di dalam mobil." Ucap Mingyu.

"Tapi bukannya bapak mau ajak saya ketemu Naya?" tanya Aery.

"Naya ada di kamarnya. Dia baru saja tidur. Tadinya saya mau ajak kamu jemput Naya karena hari ini dia diijinkan pulang oleh dokter. Tapi saya tidak tega membangunkan kamu, jadi saya gendong kamu saja ke dalam apartement saya." Ucap Mingyu. Aery hanya menganggukkan kepalanya dan sedikit melempar pandang karena malu.

"Maaf saya ngerepotin bapak." Ujar Aery.

"Saya sudah biasa direpotkan oleh mahasiswa saya." Balas Mingyu. Aery jadi tidak tau harus mengatakan apa lagi karena jujur, dia sangat canggung dengan keadaan sekarang.

"Ngomong-ngomong, saya saranin buat turunin berat badan. Kamu berat, tangan saya jadi sakit." Ucap Mingyu.

Aery membelalak.

Kalo gak ikhlas gak usah pake acara gendong-gendong segala!. Batin Aery.

Ting!

Ketua BEM

| Lo hutang jawaban sama gue, Ae.
| Besok jadwal lo kosong kan?

Aery mengernyitkan keningnya. Guanlin rupanya masih menyimpan nomor ponselnya setelah tidak pernah berkomunikasi selama tiga bulan. Mereka hanya bertemu pada saat di kampus saja dan itupun hanya sampai sekedar menyapa.

[✓]My Lecture My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang