Kelas selesai.Hari ini rasanya singkat sekali karena beberapa dosen tidak masuk. Jadinya Aery bisa cepat-cepat mengunjungi Naya di rumah sakit. Setelah kejadian kemarin di taman, Naya dilarikan ke rumah sakit. Dokter bilang tidak apa-apa, Naya hanya kecapean dan dikemudian hari jangan sampai hal itu terjadi lagi.
Mingyu sendiri tidak masuk karena harus menjaga Naya. Tidak ada yang menjaga anak itu, Bundanya Irene dan Ayah Suho sedang pergi dalam perjalanan bisnis. Mama Suzy dan Papa Seunggi sedang pergi ke Amerika bersama Yuvin. Pria itu akhirnya kembali ke Amerika untuk urusannya. Jadi terpaksa Mingyu harus bolos kerja untuk menjaga anaknya.
"Gue mau ikut ke rumah sakit, jenguk anak lo. Boleh gak?" tanya Yuri.
"Hm boleh, tapi harus bawa oleh-oleh buat anak gue." Ucap Aery.
"Cih dasar. Ibu tidak tau diri."
Mereka berjalan menyusudi koridor dan menuruni tangga gedung hingga sampai di parkiran. Liora sudah pulang lebih awal karena ada hal yang harus di urus. Mereka pergi menggunakan motor milik Yuri.
Sebelum pergi ke rumah sakit, Aery dan Yuri memutuskan untuk pergi makan ke sebuah restoran cepat saji untuk mengisi perut mereka yang mulai mendemo. Sambil berniat membelikan Mingyu makanan.
"Lo yang antri yah, gue ke toilet dulu." Ucap Yuri. Aery akhirnya mengantri untuk memesan makanan. Mereka hanya makan burger dan spageti disanding dengan cola yang dingin.
Selesai memesan, Aery tinggal duduk manis menunggu pesanan mereka datang. Yuri juga sudah selesai dengan urusannya di toilet. Sambil menunggu Aery mengirim pesan pada Mingyu untuk menanyakan keadaan anak itu.
Husband judes
Naya gak apa-apa kan Mas? |
Aery menunggu jawaban dari si penerima pesan, dia menolehkan pandangan menuju meja yang ada di sudut restoran cepat saji ini. Alis Aery mengerut begitu melihat orang yang begitu tidak asing dimatanya.
"Ri, bukannya itu Pak Mingyu? Kok, sama cewek?"
Benar, ternyata tidak salah lagi. Yuri dan dirinya tidak mungkin berhalusinasi. Tidak mungkin pria itu Yuvin karena dia sudah pergi dua hari yang lalu bersama kedua mertuanya. Kalau Mingyu berada disini lalu siapa yang menjaga Naya di rumah sakit? Dan siapa wanita yang sedang bersamanya? Sial, jantung Aery berdetak begitu cepat dan nafasnya tiba-tiba sesak.
Aery memicingkan matanya lagi untuk melihat lebih jelas dengan apa yang dilihatnya.
Heejin.
Kedua orang itu saling melempar senyum satu sama lain. Bisa-bisanya mereka seperti ini disaat Naya sedang terbaring lemah di rumah sakit.
Terlihat kedua orang itu pergi meninggalkan restoran cepat saji sambil menggenggam erat satu sama lain, bahkan Heejin terlihat menyandarkan kepalanya di bahu Mingyu.
"Ri, kayaknya lo harus dengerin penjelasan Pak Mingyu dulu deh." Ucap Yuri saat melihat sahabatnya menundukkan kepala dan mengepalkan lengannya.
"Gak apa-apa. Gue bakalan pura-pura gak tau soal ini sampe Mas Mingyu mau ngomong sendiri soal ini."
Sial, kenapa rasanya Aery ingin menangis.
***
"Bunda!"
"Loh Icung, kenapa kamu disini?" tanya Aery. Padahal kan seharusnya Jisung ada di sekolah.
"Bunda sama Ayah kan lagi gak ada di rumah, jadi Icung bisa bolos hehe." Ucap Jisung tanpa rasa bersalah.
"Mau dibilangin sama Ayah supaya nyari ahli waris baru?"
"Jangan gitu dong! Sebel banget gue sama lo. Eh tapi, Bang Mingyu mana?"
Jisung gak tau aja, kalo Mingyu lagi asik kencan. Jadi ini alesan Jisung ada di rumah sakit nemenin Naya.
"Emang bilang sama kamu kemana?" Tanya Yuri.
"Eh ada teh Yuri. Bilangnya sih mau jemput teh Aery, tapi malah jadi gini. Kumaha sih ih!" Jisung malah pusing sendiri kan.
"Mungkin Mingyu ke kampus pas gak tau kalo Aery kesini bareng gue. Kita juga gak kontak dulu Pak Mingyu. Nanti juga balik lagi kesini." Jelas Yuri, Jisung hanya menganggukkan kepalanya dan kembali bermain dengan Naya.
"Naya gak apa-apa kan? Ada yang sakit?" tanya Aery. Anak itu menggeleng, sudah mulai ceria lagi. Artinya Naya mulai membaik.
"Oh iya teh, tadi dokter bilang kalo Naya gak bisa pulang dulu besok. Dilanjut sama kemo aja katanya." Kata Jisung, menjelaskan apa yang disampaikan dokter padanya.
"Oh ya udah. Besok juga aku gak ada jadwal. Jisung masih mau disini?" tanya Aery.
Jisung menatap tajam sang kakak. "Ngusir Icung?"
"Sensi amat, oh iya nih tadi gue sama kakak lo mampir dulu beli ini. Buat lo aja, tadinya sih mau dikasih Pak Mingyu tapi kayaknya nanti kita bisa beli lagi. Belum makan juga kan?"
Yuri mengeluarkan sebungkus nasi dan ayam goreng dari dalam keresek. Jisung menyambut dengan mata berbinar nasi dan ayam goreng yang begitu terlihat hangat.
Jisung lapar. Karena di rumah tidak ada Bunda Irene dan pembantu sedang ada di kampung halaman. Sejak itu Jisung selalu membeli makanan di luar.
"Teh kenapa gak pulang ke rumah aja sih, kan biar Icung ada yang masakin. Icung juga takut di rumah sendiri." Ucap Jisung sambil mengunyah makanannya.
"Kan ada security, masa anak cowok takut. Cemen banget."
"Bukan gitu, Icung suka gak bisa tidur dengan tenang aja. Icung juga bosen harus makan makanan luar. Sebelum nikah sama Bang Mingyu kan suka dimasakin Teh Aery kalo Bunda sama Ayah pergi." Jisung jadi curhat begini. Memang benar sih, biasanya kalau tidak pembantu Aery suka memasak untuk dirinya dan Jisung saat Bunda Irene dan ayah Suho pergi perjalanan bisnis.
"Nanti deh diomongin lagi."
Husband judes
Mas, aku di rumah sakit. |
Kamu kemana? |***
Huuuuuu maaf yah aku telat update harusnya kemaren. Kemaren aku seharian di luar rumah jadi gak bisa nulis. Maap yak:(
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]My Lecture My Husband
Fanfiction[Selesai] #1 - Exo (25/12/2020) #1 - Seunggi (20/05/2020) #1 - Kimmingyu (17/10/2020) #1 - Suzy (06/11/2020) #1 - Jeonghan (10/11/2020) #1 - Scoups (10/11/2020) #1 - Suho (26/12/2020) #2 - Mingyu (24/12/2020) #3 - Lecture (06/11/2020) #3 - Joshua (2...