39

5.9K 570 55
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Gyu, kamu yakin mau pulang ke apart aja? Mendingan kamu disini dulu sampe kamu baik-baik aja."

Mingyu mengangguk pelan, "Mingyu pengen sendiri, Ma."

Suzy, Seunggi, Yuvin bahkan Sohee tidak tega melihat keadaan Mingyu yang kacau. Pria itu bahkan sudah melewatkan tiga jam makan nya. Seharian ini Mingyu hanya terdiam, berkutat dengan pikirannya kemudian menangis karena teringat Naya.

Kepergian Naya membuatnya teringat pula pada kepergian Miyeon. Belum lagi, Aery. Mingyu jadi melupakan istrinya itu. Bodohnya lagi, Mingyu malah menemui Heejin dan menangis di dalam pelukannya.

Bagaimana kalau Aery melihatnya?

Mingyu mengenakan jaketnya kemudian menyambar kunci mobil. Pria itu ingin segera pulang dan beristirahat. Namun sepertinya hal itu hanyalah ekspektasi.

Begitu Mingyu tiba di depan pintu apartemen, ia menatap Heejin sedang berdiri di depan apartemen dengan membawa dua kantung keresek. Pria itu mengabaikan Heejin dan segera masuk ke dalam.

"Gyu, tunggu." Heejin menahan pintu apartemen saat Mingyu hendak menutupnya.

"Kamu belum makan, aku masakin yah?"

Mingyu melepaskan cengkraman di gagang pintu apartemen kemudian melenggang masuk ke dalam kamar tanpa menghiraukan kehadiran Heejin. Mingyu juga tidak akan makan makanan Heejin.

"Gyu, mau aku siapin air hangat?"

Mingyu menatap sinis ke arah Heejin, pria itu ingin melenyapkan Heejin namun keadaannya sedang tidak baik. Lebih baik Mingyu diam di dalam kamar sambil mencoba menghubungi Aery yang sejak tadi siang sulit dihubungi.

"Gak usah berlaga kayak istri saya."

Heejin terdiam di tempat, sempat mematung karena tatapan Mingyu yang begitu menyeramkan.

"Gyu, aku cuman bantu kamu aja. Istri kamu gak ada, seharusnya dia disini pas kamu lagi down kayak gini. Istri macam apa sih dia?"

Mingyu mengepal lengannya, rahangnya mengeras. "Berani sekali kamu bilang istri saya seperti itu!"

Heejin tersenyum sinis, "emang bener kan? Dia tuh gak ngurusin kamu. Dia gak ngurusin Naya dengan baik sampe Naya meninggal. Gyu, kapan kamu buka mata? Orang yang berhak buat bahagiain kamu itu aku!"

Mingyu berdecak, "gak usah mimpi kamu."

Mingyu melenggang masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya dengan sangat keras. Namun Heejin tidak putus asa begitu saja. Dia memasak makanan, membersihkan apartemen dan pekerjaan lainnya demi mengambil simpati Mingyu meskipun terkadang perutnya terasa keram.

Malam semakin larut, Mingyu keluar dari dalam kamar. Dia hendak mengambil air untuk melegakan tenggorokannya. Sebuah pemandangan tidak biasa menghiasi penglihatannya saat Mingyu menutup pintu kamar.

[✓]My Lecture My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang