"Aku gak apa-apa. Ada perawat disini, kamu pulang aja. Kasian Aery sama Naya nunggu di rumah."
Mingyu tidak mendengar perintah itu, lebih tepatnya berpura-pura tidak mendengarnya. Meskipun dia khawatir dengan Aery dan Naya, tapi dia lebih khawatir dengan Heejin. Wanita itu tidak memiliki siapapun untuk menjaganya.
"Sudah aku bilang, kamu harus mencari kekasih dan segera menikah."
Heejin sama sekali tidak berniat melakukan itu, "tidak ada pria yang pantas untuk posisi itu."
Mingyu menata beberapa buah-buahan di atas nakas yang bersebelahan dengan ranjang rumah sakit. "Lalu kamu mau hidup sendiri seumur hidup?"
"Aku punya kamu, untuk apa khawatir kalau hidupku akan sendirian?"
Mingyu sudah salah, wanita itu menganggap semua perlakuannya itu spesial. Padahal Mingyu hanya bersikap sewajarnya.
"Aku sudah menikah, aku sudah berkeluarga. Suatu saat jika keluargaku sedang membutuhkanku dan kamu sama maka aku tidak bisa memilihmu."
Heejin mengerti. Pria seperti Mingyu mana mungkin tidak bisa mengkhianati istrinya. Sekali dia mencintai seorang wanita, maka cinta itu berlaku sampai ia mati.
"Tidak bisakah kamu melihatku sekali saja?"
"Mataku tidak buta, aku bisa melihatmu."
Heejin menghela nafas kasar, dia memilih untuk tidur saja ketimbang mencari perkara dengan pria itu. Mingyu menatap jam yang melingkar di tangannya, sudah sore. Dia sudah berada di rumah sakit selama lima jam untuk menemani Heejin.
Seharusnya Mingyu tidak perlu bersusah payah menjaga wanita itu, ada banyak perawat dan dokter di rumah sakit ini. Keluarganya membutuhkannya.
Maka dari itu, Mingyu segera mengambil kunci dan tas miliknya dan bergegas untuk pulang. Dia tidak perlu berpamitan dengan Heejin. Sudah seharusnya dia tidak berada di sini, kalaupun iya seharusnya Mingyu bersama dengan Aery saat menjenguk Heejin.
Heejin hanya sebatas teman dekat. Mingyu harus sedikit menjaga jarak karena statusnya kini sudah berubah. Dia bukan pria lajang, atau duda yang ditinggalkan istrinya. Sekarang dia sudah kembali berkeluarga. Dia juga seharusnya tidak membuat Aery berpikiran yang tidak-tidak.
"Halo Ayah, kenapa belum pulang?"
Suara Naya, kenapa anak itu yang mengangkat telepon. Padahal dia menelepon menggunakan nomor Aery.
"Bunda mana?"
"Bunda lagi masak di dapur, ponselnya ada di kamar. Naya denger ponsel Bunda berbunyi jadi Naya angkat aja. Kebetulan yang nelepon Ayah."
"Gitu yah, Ayah lagi di jalan. Kamu mau nitip sesuatu?"
"Jus alpukat!"
Mingyu terkekeh, selalu saja. Anak itu terlalu tergila-gila dengan jus alpukat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]My Lecture My Husband
Fanfiction[Selesai] #1 - Exo (25/12/2020) #1 - Seunggi (20/05/2020) #1 - Kimmingyu (17/10/2020) #1 - Suzy (06/11/2020) #1 - Jeonghan (10/11/2020) #1 - Scoups (10/11/2020) #1 - Suho (26/12/2020) #2 - Mingyu (24/12/2020) #3 - Lecture (06/11/2020) #3 - Joshua (2...