37

5.9K 597 21
                                    

Guanlin menatap jam yang melingkar di tangannya kemudian beralih pada jendela yang menampilkan langit mendung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guanlin menatap jam yang melingkar di tangannya kemudian beralih pada jendela yang menampilkan langit mendung. Guanlin menatap Aery yang masih asik mengobrol dengan Yuri dan Liora.

"Mau hujan nih, gue juga lagi ada janji sama orang. Gue balik duluan yah?"

Aery, Yuri dan Liora menatap Guanlin kemudian mengangguk mengiyakan agar pria jangkung itu pulang.

"Lo berdua masih mau disini?"

"Masih betah. Lagian kalo di rumah gue stres sama kripsi gak kelar-kelar." Ucap Liora.

"Skripsi woy! Bukan kripsi!" Ralat Yuri.

"Nah iya itu, saking stresnya gue jadi gak bener ngomongnya kan."

Aery hanya tertawa melihat tingkah teman-temannya. Aery sendiri tidak terlalu memikirkan soal skripsi karena jika dia teruskan maka dia harus bertemu Mingyu di kampus, sebagai mahasiswa dan dosen rupanya.

"Ya udah gue duluan deh."

Guanlin beranjak pergi dari rumah Aery. Aery dan yang lain ikut mengantarkan Guanlin sampai depan gerbang, takutnya nyasar. Tapi saat mereka keluar dari dalam rumah, Aery menatap seorang pria yang tengah memohon pada security agar dibukakan pintu gerbang.

"Aery!"

Mata mereka beradu, detak jantung Aery tiba-tiba saja berdetak lebih kencang. Aery membeku di tempat, sedangkan Mingyu melepas cengkraman security dari tubuhnya dan membuka gerbang secara paksa. Begitu gerbangnya terbuka Mingyu langsung berlari menuju Aery. Security juga langsug mengejar pria itu, majikan mereka memerintahkan agar Mingyu tidak datang ke rumah apalagi menemui Aery.

Aery merasakan tubuhnya masuk ke dalam sebuah pelukan. Mingyu memeluk erat-erat Aery seolah istrinya itu akan hilang. Aery merasakan lengan Mingyu mengusap punggungnya dan kepalanya dihujami sebuah kecupan.

"M-mas."

"Sayang, aku gak bakalan biarin kamu pergi dari aku."

Guanlin yang bahkan berniat untuk pergi mengurungkan niatnya. Mereka hendak memisahkan Aery dan Mingyu seperti perintah Suho, namun di sisi lain mereka juga tidak tega.

"Lepaskan anak saya!"

Mingyu melepaskan pelukannya, naun lengannya menggenggam erat lengan Aery. Mingyu dan Aery tidak boleh dipisahkan oleh siapapun. Mingyu menarik Aery untuk berdiri dibelakangnya.

"Saya bilang lepaskan!"

"Tolong, Ayah juga seorang suami. Gimana kalo Ayah dipisahin sama Bunda? Ayah gak mikirin perasaan Aery? Anak saya butuh saya."

Suho tersenyum sinis, "butuh kamu? Anak kamu yang mana? Yang sama jalang itu?"

Rahang Mingyu menegang, urat di sekitar lehernya nampak. Itu artinya Mingyu sudah tidak sanggup menahan amarahnya.

[✓]My Lecture My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang