"Saya kira kamu masih tidur." Ujar pria itu setelah kembali dari kantin. Aery hanya menarik senyum simpul sebagai balasan. Aery tidak mengira kalau Mingyu yang terkenal judes itu banyak sekali wanita yang mendekatinya. Bahkan Mingyu tidak segan-segan untuk meladeni mereka semua.
"Kamu makan dulu." Titah Mingyu.
"Nanti aja, saya belum lapar Pak." Balas Aery. Kening Mingyu mengerut mendengarnya.
"Saya kan sudah bilang kalau diluar kampus jangan panggil saya Bapak." Ujar pria itu sambil mengeluarkan beberapa bingkisan makanan yang tadi dia beli.
"Saya gak enak."
Mingyu memberikan sebungkus nasi goreng. "Dibiasain yah." Pinta Mingyu. Pria itu kemudian pergi membawa jatah makan untuk Naya. Entah kenapa Aery merasa Mingyu begitu lembut padanya.
"Bunda, Naya gak mau disini. Naya mau di rumah aja, Naya gak ngerasa sakit kok kenapa harus lama disini?" tanya anak itu. Aery tidak mungkin memberitahu penyakit Naya sebenarnya. Mengingat soal penyakit Naya, hal itu membuat Aery hendak meloloskan bulir air matanya lagi. Tapi Aery segera menepis pikiran buruk itu. Ia harus kuat agar Naya juga kuat.
"Besok-besok pasti dokter bolehin kamu pulang. Kan ada Bunda." Ucap Aery mencoba memberikan pengertian pada anak itu. Untungnya, Naya mengerti.
Mingyu kembali dengan nampan berisi makananan untuk Naya. Mereka makan dengan suasana yang sangat hangat layaknya keluarga harmonis yang sesungguhnya. Mingyu bahkan merasa hendak menangis saat ini. Dia tidak mau suasana seperti ini hilang suatu saat nanti.
Aery menutupi tubuh Naya sampai lehernya setelah anak itu selesai makan dan minum obat. Tinggal Mingyu dan Aery sekarang yang tersisa. Pria itu membuka jaket yang dikenakannya dan hanya menyisakan kaos berwarna hitam yang mampu membuat wanita manapun menjerit. Bahkan Aery sekalipun, wanita itu harus salah tingkah sendiei melihatnya.
Mingyu menatap Aery kemudian terkekeh. Pria itu merasa kalau tingkah Aery begitu lucu saat wanita itu salah tingkah. "Ae, mau nemenin saya?"
Aery menatap Mingyu dengan masih salah tingkah. "Eh? Kemana?"
"Ikut aja. Saya juga ada yang mau diomongin." Ucap Mingyu. Pria itu membawa topi dan mengenakan masker. Tidak mau kalau nantinya salah satu mahasiswa atau orang kampus mengenali mereka.
"Naya gimana?" tanya Aery.
Mingyu menatap sekilas ke arah anaknya itu. "Saya titipin sama perawat, biar mereka juga ada kerjaan. Gak lama kok, cuman jalan-jalan sekitaran rumah sakit."
Aery terlihat menganggukkan kepalanya. Pria itu sempat tersenyum namun ia tahan. Ayolah, Mingyu terlalu gengsi bahkan untuk tersenyum. Pria itu tidak mau terlihat ia tertarik walau sebenarnya sangat tertarik pada Aery. Mungkin belum saatnya. Tapi kedua orang tuanya selalu mendesak agar ia dan Aery memiliki waktu berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]My Lecture My Husband
Fanfiction[Selesai] #1 - Exo (25/12/2020) #1 - Seunggi (20/05/2020) #1 - Kimmingyu (17/10/2020) #1 - Suzy (06/11/2020) #1 - Jeonghan (10/11/2020) #1 - Scoups (10/11/2020) #1 - Suho (26/12/2020) #2 - Mingyu (24/12/2020) #3 - Lecture (06/11/2020) #3 - Joshua (2...