19

7.8K 696 25
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Naya, entah kenapa saat Aery melihat anak itu terbaring di atas bangkar dengan jarum menempel di tangannya membuat hati Aery begitu ngilu. Anak sekecil itu harus menghadapi hidup yang keras. Aery tidak tega.

"B-bunda?" panggil Naya saat anak itu membuka matanya.

"Eh, Bunda membangunkanmu yah?" tanya Aery. Naya membenarkan posisinya menjadi duduk.

"Tidak, Ayah mana?" tanya Naya.

Aery lupa soal Mingyu, pria itu tadi pergi mengambil barang Aery sementata Aery memilih pergi menemui Naya yan sedang menjalankan terapi.

"Nanti Ayah kesini." Ucap Aery. Naya memegang erat lengan Aery dan menatap ibu sambungnya itu dengan tenang.

"Naya seneng deh, akhirnya punya Bunda seperti teman-teman yang lain." Ucap Naya bgitu membuat Aery terenyuh.

Anak itu, memang tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ibu sejak kecil. Entah apa hal yang mendasari ibunya Naya meninggal dahulu, Aery tetap tidak bisa menanyakan hal itu pada Mingyu dan menperburuk keadaan saat semuanya sudah terkendali.

"Halo, Naya. Gimana sakit gak?" tanya seorang dokter yang baru saja masuk ke dalam ruangan Naya diikuti seorang perawat di belakangnya.

"Tidak sakit, rasanya seperti di gigit semut." Jawab anak itu dengan semangat.

Dokter tadi tersenyum, "kalau tidak sakit, besok-besok jangan nangis yah? Naya kan kuat. Nanti dokter kasih es krim kalo kamu udah sembuh oke?" ucap dokter tersebut sambil mengelus kepala Naya. Naya mengangguk semangat mengiyakan ucapan dokter tersebut.

"Pak Mingyu kemana kalau saya boleh tau?" tanya dokter itu.

"Dia sedang ada urusan di luar. Apa ada yang mau dibicarakan?" tanya Aery.

Dokter tersebut terdiam. "Nanti kalau sudah kembali, tolong katakan untuk menemui saya di ruangan dokter. Ada yang harus saya bicarakan dengannya." Titah dokter itu. Aery mengangguk.

"Kalau begitu saya izin pamit dan selamat istirahat Naya." Ucap dokter tersebut.

Aery membungkukkan tubuhnya sebanyak empat puluh lima derajat dan tak lupa nengucakan terima kasih karena sudah merawat Naya serta berusaha menyembuhkan gadis kecil itu.

***

"Oh, ada Mingyu. Kalian gak pergi ke Jepang? Bukannya mau honeymoon yah?" tanya Irene saat melihat Mingyu memasuki rumahnya.

"Kami kelewatan pesawat, Aery ada di rumah sakit sedang menjaga Naya. Oh iya, saya boleh mengambil baju Aery?" tanya Mingyu.

"Ada di kamar sudah dibereskan, ngomongnya santai aja. Sekarang aku juga Bundanya kamu juga sama kayak Mama Suzy. Nanti makan dulu yah, Bunda kebetulan masak banyak nih." Ucap Irene.

[✓]My Lecture My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang