43

6.6K 563 26
                                    

Aery mengusap air matanya dengan kasar saat mendengar pertikaian Mingyu dengan Ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aery mengusap air matanya dengan kasar saat mendengar pertikaian Mingyu dengan Ayahnya. Dia tidak tega melihat Mingyu seperti demikian namun dia juga sudah tidak tahan diperlakukan demikian.

Pintu ruangan itu terbuka, menampilkan Rowoon tengah tersenyum manis padanya. Haruskah Rowoon datang disaat keadaan kacau seperti ini?

"Gimana, udah enakan?" Aery tersenyum tipis kemudian mengangguk sebagai jawaban. Fisiknya memang baik-baik saja tapi batin nya sudah sangat hancur.

Rowoon mengambil lengan Aery dan menggenggamnya lembut. Hal ini tidak membuat Aery nyaman namun dia juga tidak bisa menolak saat ini.

"Aku pulang, buat jemput kamu."

Jika dulu Aery berharap kepulangan Rowoon, namun detik ini Aery berharap Rowoon tidak muncul di kehidupannya lagi. Perasaannya pada Rowoon sudah terkubur dalam-dalam sejak pria itu memutuskan pergi ke luar negeri.

"Rowoon." Panggil Aery lirih.

Rowoon menatap Aery dalam-dalam, berusaha menenangkan hatinya yang sedang kacau balau. Rowoon hanya ingin menjadi orang yang tidak menyesal untuk yang kedua kalinya. Dalam hidupnya, apapun yang dia miliki harus kembali padanya.

"Bisa panggilin Jisung?"

"Jisung lagi pulang, dia bawa perlengkapan kamu. Kalo butuh sesuatu kamu tinggal ngomong aja sama aku."

Aery berharap Jisung akan kembali dengan cepat dan membuatnya terpisah dari Rowoon.

"Aery, kita udah lama gak ketemu. Kamu gak kangen? Dulu kita sering banget main di taman komplek terus beli permen kapas."

Ah kenangan itu, Aery tidak mau membahasnya lagi. Rowoon itu, tidak beda jauh dengan lelaki kebanyakan. Dia pergi menorehkan luka, dan setelah luka itu sembuh dia kembali lagi dengan sejuta duri yang siap menggores hatinya lagi.

"Aku gak bisa."

Rowoon terlihat kecewa dengan jawaban Aery, "aku tau aku salah. Tapi buat kali ini, aku gak bakalan biarin kamu pergi lagi dari aku."

Aery melepaskan genggaman Rowoon, "bukan aku yang pergi, tapi kamu."

Aery membalikkan tubuhnya menghadap tembok. Dia sudah tidak mau berurusan dengan pria manapun. Terutama Mingyu.

"Aku tau, mungkin aku terlalu tergesa."

Rowoon nampak hendak meninggalkan ruangan itu. Lengannya tergerak untuk membuka knop pintu sebelum berhenti dan berbalik menatap punggung Aery.

"Anak itu butuh Ayah, aku tidak keberatan soal dia."

Aery meremas selimut yang menutupi tubuhnya kemudian kembali menangis. Dia harus membesarkan anaknya sendirian. Keluarganya sengaja mengatakan bahwa Aery kehilangan bayinya. Agar Mingyu bisa melepaskan Aery dengan segera.

[✓]My Lecture My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang