Prolog

36.4K 1.6K 114
                                    

Wellcome to our story.

Kim Mingyu

Kim Mingyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Aery

Kim Aery

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sial.

Aery menghela nafasnya lemas, ia sudah akan menduga hal seperti ini akan menimpanya. Dosen pembimbingnya mengundurkan diri karena asalan kesehatan dan Aery pun harus mengganti dosen pembimbing. Hanya dirinya, karena yang lainnya sudah memilih dosen pembimbing masing-masing. Aery tidak bisa menolak keputusan dari bagian akademik karena hanya dia seorang yang tersisa.

"Gimana? Aman gak tuh?" tanya Liora teman dekatnya sejak jaman orientasi kampus.

"Gue kebagian Pak Mingyu dan lo masih nanya gue aman? Hidup gue terancam banget!" ucap Aery. Ia sudah tidak bisa melakukan apapun, nego? Mana mungkin pihak kampus mengizinkan.

"Yaudah sih, lo kan mahasiswi baik-baik gak pernah bikin masalah toh nanti Pak Mingyu juga gak bakalan bikin lo mati muda," sahut Yuri yang duduk di hadapannya.

"Gue ada bimbingan nih, sama Pak Jaehyun. Duluan yah!" ucap Liora. Aery sangat iri dengan Liora yang mendapatkan dosbim seperti Pak Jaehyun. Dosen mata kuliah statistika itu sangat ramah, dan juga tampan, dia juga masih muda. Memang, Pak Mingyu juga sama. Dia muda, tampan, berwibawa, tinggi. Hanya saja, dia terlalu killer dan judes. Seluruh penjuru kampus juga tau bagaimana kejamnya seorang Kim Mingyu.

"Gue juga ada bimbingan perdana sama Pak Mingyu. Duluan yah," pamit Aery pada Yuri tanpa gairah hidup.

"Semangat dong! Masa mau ketemu cogan lemes gitu," ucap Yuri.

"Cogan sih, tapi judes."

***

Aery menatap ngeri pintu dengan tulisan ruang dosen itu. Di bawahnya terdapat tiga nama dosen lainnya. Satu ruangan diperuntukan untuk tiga dosen, begitu sistem yang diberlakukan di kampus ini. Aery tidak tau apa yang harus dia lakukan saat ini.

"Kalau anda tidak mau masuk jangan menghalangi jalan," ucap seseorang membuat Aery bergidik ngeri. Aery membalikkan badannya dan terkejut saat ia melihat sebuah dada bidang yang terpampang di hadapannya dengan jarak yang lumayan dekat.

Dibanding dengan tinggi tubuhnya, Pak Mingyu benar-benar tinggi. Aery hanya sebatas dagu pria itu. Kalo mantannya bilang, Aery itu pelukable banget.

"Ma-maaf pak, saya baru mau ngetuk pintunya tadi takutnya tidak ada orang jadi saya memastikan terlebih dahulu," ucap Aery sambil berusaha memberikan senyum terbaiknya.

"Kalau tidak suka jangan kasih saya senyum. Saya gak suka kepalsuan," ucapnya dingin kemudian masuk ke dalam ruangannya. Aery mengekor dari belakang. Ia juga melihat Pak Wonwoo tengah memeriksa pekerjaan mahasiswanya. Aery tidak lupa menyapa dosen itu dan dosen itu tersenyum ke arahnya sekilas. Tapi ia tidak melihat Pak Joshua. Mungkin sedang ada kelas.

"Loh, anda tidak tau sopan santun yah? Anda belum dipersilahkan duduk sudah duduk duluan," ucap Mingyu saat Aery duduk di kursi yang ada di hadapan Mingyu.

Aery meneguk salivanya dengan susah payah dan ia kembali berdiri.

"Duduk!" titah Mingyu. Aery kembali duduk dan mengucapkan terimakasih. Wonwoo yang ada disana hanya bisa terkekeh, ia sudah biasa melihat mahasiswa atau mahasiswi terkena omelan Mingyu seperti ini.

"Jadi, tujuan anda datang kemari itu apa?" tanya Mingyu setelah memakai kacamata-nya.

"Anu, begini pak-"

"Ngomong yang jelas," tegur Mingyu.

Aery seakan kehilangan nafasnya saat ini, "saya sudah membuat janji dengan bapak untuk bimbingan hari ini. Saya Kim Aery, mahasiswi yang baru bergabung dengan bimbingan bapak karena pembimbing sebelumnya mengundurkan diri," ucap Aery dengan tegas.

Mingyu mengangguk-anggukan kepalanya. Ia kira mahasiswi bernama Aery itu seperti apa. Ternyata biasa saja.

"Anda bawa buku akademiknya?" tanya Mingyu. Aery mengangguk dan memberikan buku akademiknya pada Mingyu. Buku akademik itu berisi hasil belajar dari semester ke semester. Seperti rapot.

"Loh kok ini ada nilai D? Saya gak mau kalau mahasiswa yang berada di bimbingan saya mendapatkan nilai D. Kamu bisa mengulangnya tahun depan. Kamu sudah semester enam dan sebentar lagi semester tujuh. Skripsimu harus segera dikerjakan saat itu dan saya tidak mau tau, di dalam buku akademik ini saya tidak mau melihat ada nilai D!" tegasnya. Aery hanya bisa mengangguk.

"Baik pak, saya akan mengulangnya semester depan," ucap Aery. Padahal mata kuliah itu sangat susah bahkan untuk mendapat nilai C saja para mahasiswa harus belajar mati-matian.

"Loh, kok nama pembimbingnya masih Pak Chanyeol? Tolong anda ganti semuanya, anda pergi ke bagian akademik dan meminta buku akademik yang baru. Saya tidak mau ada coretan atau semacamnya pada buku akademik mahasiswa saya."

Aery menarik nafas dalam-dalam sebelum berkata, "baik pak."

"Anda boleh keluar. Temui saya besok setelah kelas untuk membahas ini," ucap Mingyu. Aery mengangguk dan permisi untuk keluar ruangan.

Demi apapun, rasanya jantung Aery sangat ingin keluar dari tubuhnya.

***

Guys, suka gak sama ceritanya?

Btw. Kejadian diatas itu real yang author alami. Gila gak tuh? Bedanya dosbim author cewek. Ya, kalian ngerti lah seorang profesor kayak gimana? Sumpah dong dihari pertama author udah dimarahin sama dosbim author. Bedanya lagi, author itu 10 org sama temen author yang satu bimbingan. Jadi gak terlaku tegang walau sebenernya dosbimnya marahin author terus.

Makanya sekelas bilang kalo author itu anak tiri ibu prof. Sedih gak tuh wkwk.

[✓]My Lecture My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang