12

9.7K 952 66
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Naya tersenyum lebar begitu kedua orang yang sedang ia tunggu muncul dihadapannya. Gadis kecil itu berlari dan memeluk kaki Aery sampai hampir membuat wanita itu oleng dan jatuh. Naya mendongak dan memperlihatkan deretan giginya.

"Naya gak boleh lari-lari, nanti kalo jatuh gimana? Pokoknya kamu gak boleh jatuh." Peringat Mingyu, lebih tepatnya memerintah gadis kecil itu supaya tidak berlarian dan jatuh. Dokter bilang, kalau Naya sampai jatuh, terbentur, atau terluka. Itu akan membuat sel kanker di dalam tubuhnya semakin cepat menyebar.

(Itu yang gue denger pas salah satu sepupu gue kena leukemia. Katanya dia gak boleh sampe jatuh, memar, apalagi luka. Bakalan nambah buruk penyakitnya.)

"Mas, bukan kayak gitu ngasih taunya. Naya masih enam tahun dan mentalnya bisa buruk kalau kamu ngasih taunya kayak gitu." Ucap Aery. Wanita itu kemudian berjongkok dan mensejajarkan tingginya dengan tinggi Naya. "Jalannya pelan-pelan aja yah. Bunda sama Ayah gak akan kemana-mana. Naya kangen banget yah?" tanya Aery membuat anak itu mengangguk sembari tersenyum kemudian memeluk Aery.

"Saya khawatir." Tegas Mingyu, pria itu hanya mengkhawatirkan kesehatan Naya tidak lebih. Mungkin salah cara.

Aery kembali berdiri setelah memeluk Naya. "Naya sudah makan?" Aery kembali bertanya.

"Tadi Mama bikin sup ayam dan tumis brokoli. Enak banget pokoknya, Mama juga bikin banyak buat Ayah sama Bunda." Jelas anak itu. Mingyu tersenyum lega mendengarnya.

Setelah Naya divonis menderita Leukemia, Mingyu jadi sering menitipkan Naya pada kedua orang tuanya. Mingyu tidak mau Naya mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. Jadi dia meminta pada Suzy untuk membuat makanan sehat untuk anaknya itu. Beruntung, Naya tidak pernah rewel kalau disuruh makan sayur dan buah. Malah anak itu sangat suka.

"Naya gak panggil Mama pake sebutan nenek emangnya, mas?" tanya Aery yang bingung.

Mingyu menggeleng. "Mereka gak mau, katanya mereka masih muda. Malah lebih cocok buat jadi orang tua Naya ketimbang kakek sama neneknya." Tutur Mingyu.

Aery mengeluarkan jus alpukat yang dipesan Mingyu di restoran cepat saji tadi dan memberikannya pada Naya. Anak itu langsung menyambutnya penuh suka cita. Salah satu minuman kesukaan Naya. Jus alpukat tanpa gula, madu dan es.

"Wah, enak banget. Bunda mau?" tawar Naya. Aery menggelengkan kepalanya.

"Habiskan yah. Setelah itu kamu tidur siang, malamnya mau ikut ke resepsi nikahan Om Wonwoo bukan?" tanya Mingyu. Anak itu mengangguk dan bertambah semangat untuk menghabiskan jus yang ada digenggamannya.

Sampai akhirnya seseorang datang dan menginterupsi aktivitas Naya. "Om!" teriak anak itu dan langsung berlari menuju pintu utama.

"Naya jangan lari-lari! Eh salah. Naya jalannya pelan-pelan aja!" Peringat Mingyu, namun anak itu tidak mau mendengar. Naya memilih untuk berlari dan masuk ke dalam pelukan seorang yang baru saja masuk ke dalam rumah.

[✓]My Lecture My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang