"Aku hamil."
Mingyu melepaskan Heejin dari tubuhnya secara paksa. Dia menatap Heejin marah, lengannya mencengkram bahu wanita itu kuat-kuat sampai Heejin meringis kesakitan.
"Siapa yang berbuat seperti ini padamu?"
Heejin terus terisak, sedangkan Aery masih diam tak mampu berkutik. Bahkan untuk menelan salivanya saja sangat sulit. Jika anak yang di kandung wanita itu adalah anak dari Mingyu maka dia akan benar-benar sakit hati.
"Ini anak kamu!"
Deg.
Mingyu melebarkan bola matanya, "jangan halu! Aku tidak pernah menyentuhmu sedikitpun!"
"Apa yang kamu pikirkan Mingyu! Kamu mabuk saat itu dan kamu melakukannya! Puas kamu Mingyu, hah?"
Heejin menangis sejadi-jadinya. Mingyu tidak ingat. Apakah dia pernah mabuk sampai melakukan hal seperti itu atau tidak.
Aery menatap Naya yang terdiam menatap kejadian barusan. Dadanya sakit, hatinya perih, matanya mulai memburam dan nafasnya tercekat. Aery tidak bisa membiarkan Naya menonton hal seperti ini. Dia tidak mau anaknya melihat seberapa brengsek ayahnya.
"Sayang ayo ke kamar dulu kita siap-siap buat ke rumah sakit."
Naya menatap Aery bingung, "tapi Ayah gimana Bunda?"
"Nanti nyusul, yuk."
Anak itu menurut, Aery langsung membawanya ke kamar dan segera bersiap pergi ke rumah sakit. Mingyu menatap keduanya dengan penuh khawatir. Dia berhutang penjelasan kepada istrinya.
"Katakan, siapa Ayah dari anak itu."
"Kamu mau bertanya sampai kapan? Jelas-jelas ini anakmu!"
Mingyu mengusap wajahnya, "atas dasar apa kamu menuduh aku menghamilimu!"
Mingyu mendorong Heejin sampai jatuh ke lantai. Membuat Heejin tiba-tiba meringis dan memegangi perutnya yang terasa sakit.
"Mingyu, s-sakit."
Sial, Mingyu seharusnya tidak mendorong wanita itu ke atas lantai. Dia langsung menggendong Heejin keluar dari apartemen menuju basement dan membawanya segera ke rumah sakit. Meskipun Mingyu belum mengetahui siapa Ayah dari anak yang dikandung Heejin, namun dia juga perlu menyelamatkan nyawa wanita itu.
Aery yang baru saja keluar dari dalam kamar hanya bisa menahan sesak dan perih. Begitu pedulinya Mingyu terhadap wanita itu sampai melupakan anak dan istrinya yang sah.
"Bunda, tante Heejin kenapa?"
"Perutnya sakit, jadi Ayah harus buru-buru nganterin dia ke rumah sakit. Nanti ketemu di sana, kita naik taksi yah."
Naya terlihat mengangguk. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Aery menahan tangisnya setengah mati. Dia tidak boleh terlihat terluka dihadapan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]My Lecture My Husband
Fanfiction[Selesai] #1 - Exo (25/12/2020) #1 - Seunggi (20/05/2020) #1 - Kimmingyu (17/10/2020) #1 - Suzy (06/11/2020) #1 - Jeonghan (10/11/2020) #1 - Scoups (10/11/2020) #1 - Suho (26/12/2020) #2 - Mingyu (24/12/2020) #3 - Lecture (06/11/2020) #3 - Joshua (2...