35

6.2K 597 12
                                    

"Saya masih sanggup menghidupi anak dan cucu saya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya masih sanggup menghidupi anak dan cucu saya!"

Suho marah besar. Kebahagiaannya yang baru saja tercipta langsung hilang saat Heejin datang dan mengucapkan bahwa dia tengah mengandung anak Mingyu.

"Ayah, saya gak ngelakuin hal itu. Ayah harus percaya sama saya, kita bisa tes DNA supaya meyakinkan Ayah!"

Aery menangis di dalam pelukan Irene. Dia tidak mampu melihat saat suami dan ayahnya bertengkar. Naya pun ikut menangis di dalam pelukan Sierra. Anak itu paham dengan apa yang diucapkan orang dewasa disekitarnya.

Sementara Suzy tengah mencoba menenangkan Seunggi yang terduduk tanpa suara. Melihat bagaimana kelakuan anaknya yang begitu tidak patut dilakukan.

"Icung, bawa kakakmu ke mobil yah." Ucap Irene.

Bagaimanapun juga Irene tetaplah Ibu kandung Aery. Ibu manapun tidak mau anaknya terluka baik itu secara fisik, batin apalagi keduanya.

"Bunda, Aery mohon bujuk Ayah."

Irene mengusap lembut pipi Aery, mencoba memberikan pengertian kepada putrinya. "Kamu tau kan kalau Ayah kamu sedang marah, dia tidak bisa diganggu gugat?"

Aery paham. Tapi saat ini dia masih sah menjadi istri Mingyu, yang mana dia tidak mungkin pergi kembali ke rumah orang tuanya meskipun orang tuanya memaksa.

"Om, jangan pisahkan saya dengan istri saya. Itu gak adil buat saya!"

Suho naik pitam, urat di sekitar wajahnya terlihat bahkan wajahnya sudah memerah. "Adil? Memangnya kamu pikir anak saya diperlakukan dengan adil?"

"Tapi Om—"

"Sudah, saya tidak perlu mendengar apa-apa lagi. Aery tetap akan saya bawa kembali karena ternyata saya sudah salah menilai kamu."

Suho beranjak dari tempat itu. Jisung dan Irene masih setia membujuk Aery agar dia ikut pulang seperti apa yang diinginkan Ayahnya. Melihat itu, Suzy langsung menghampiri Aery dan memeluknya.

"Percaya sama Mama, ikutin ucapan Ayah kamu. Jangan khawatir, Mama bertanggung jawab atas semua ini."

"Jangan bicara seperti itu!" Protes Irene.

"Ren, gimanapun juga Mingyu seperti itu karena aku kurang dalam mendidiknya. Kami tidak mau Aery semakin terluka, aku yakin Aery baik-baik aja dirumahnya. Urusan Mingyu, nanti aku yang beresin."

"Aku percaya sama kamu." Irene memeluk Suzy dan menatap Mingyu yang tengah terduduk sambil memeluk Aery. Bahkan pria itu terlihat menangis.

"Mingyu, Bunda ambil Aery yah."

Mingyu menatap sang mertua dengan penuh harap. Setelah mengangguk mantap, Mingyu menggenggam erat lengan Aery dan mengecupnya bergantian.

"Aku janji bakalan jemput kamu, aku janji bakalan bawa kamu kembali. Tungguin aku, aku janji bakalan bikin Ayah kamu percaya sama aku."

[✓]My Lecture My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang