Hati-hati dengan Heejin.
Aery merasa kepalanya sangat sakit. Kenapa Jane sampai berpikir seperti itu? Aery tidak pernah mau memiliki prasangka yang buruk terhadap siapapun. Tapi mereka yang bersikap demikian sehingga Aery memiliki prasangka buruk.
Jane, dia merupakan mantan Mingyu dan bahkan sudah pernah melakukan kekerasan fisik pada Naya. Apa hal itu tidak mencerminkan dia adalah orang jahat?
Heejin, pada awal mereka bertemu memang wanita itu sangat baik padanya. Namun belakangan ini, Heejin terlalu menempeli Mingyu. Apa hal itu tidak membuatnya mendapat cap buruk dimata Aery?
"Siapa yang harus gue percaya."
Aery segera menuangkan air hangat ke dalam gelas dan mengaduknya agar susu yang tengah ia seduh larut bercampur dengan air. Haruskah dia memiliki seorang anak dari Mingyu agar hubungannya semakin erat? Tapi skripsinya tinggal beberapa bulan lagi.
Bahkan sekarang dia harus segera merampungkan skripsinya. Naya sudah tidur bersama Jisung, mereka tidur di rumah orang tua Aery seperti rencana awal. Entah apa yang dilakukan Jisung sampai Naya bisa menempel pada anak itu. Mungkinkah Naya merindukan Yuvin dan melampiaskannya pada Jisung? Tidak. Naya bukan tipe seperti itu.
"Mas mau dibikinin kopi?" tanya Aery menghampiri Mingyu yang sedang sibuk memeriksa hasil pekerjaan mahasiswanya.
"Nanti aja bikin sendiri. Naya udah minum obatnya?" tanya Mingyu. Aery mengangguk, dia menarik laptopnya dan segera menyelesaikan pekerjaannya juga.
"Mas ini kayak gini kan?" tanya Aery. Enaknya jadi istri dosen tidak terlalu buruk juga. Terlebih lagi jika suaminya adalah dosen pembimbing, jadi semuanya akan terasa mudah.
"Engga, coba kamu masukin dulu yang ini. Abis itu ini, baru ini." Ucap Mingyu sambil menunjuk beberapa paragraf yang kurang pas.
Aery rasa dia akan menjadi mahasiswa tercepat menyelesaikan skripsinya. Jika saat di kampus dia akan dimarahi karena revisi skripsi, maka di rumah dia hanya akan diperlakukan lemah lembut bahkan Mingyu membantunya untuk menyelesaikan skripsinya.
"Pusing banget." Ucap Aery. Siapa yang bilang kalau ternyata menyelesaikan skripsi sangatlah menyiksa lahir dan batin?
"Istirahat dulu, jangan terlalu dipaksain. Minum dulu susunya keburu dingin."
Mingyu menjulurkan susu yang dibuat oleh Aery sebelumnya. "Masih panas, Mas." padahal Aery sudah mencampurkan air dingin kenapa masih terasa panas?
"Ya udah sini disuapin pake sendok."
"Mas aku bisa sendiri, malu." Aery tetap berusaha menolak namun Mingyu juga tidak mau kalah dari Aery.
"Udah sini buka mulutnya, sama suami sendiri malu." Aery membuka mulutnya dan Mingyu menyendokan susu ke dalamnya. Kenapa Aery jadi lebih manja ketimbang Naya?
"Kamu masih pikirin omongan Jane tadi siang?" meskipun Aery berkata tidak dan bertingkah dia tidak memperdulikannya, jauh dalam hatinya Aery sangat mencemaskan hal itu bahkan lebih dari yang Mingyu kira.
"Enggak kok." Mingyu menatap Aery yang tengah menghindari kontak mata. Tandanya wanita itu tidak berbicara jujur.
"Jangan bilang enggak kalo nyatanya iya. Jangan terlalu dipikirin."
Aery sangat ingin tidak peduli tapi kenapa dia tidak bisa menghalau pikiran buruk dari kepalanya. Aery tidak pernah mengira bahwa kehidupan pernikahan tidak seindah yang dia lihat di film-film romansa. Ada begitu banyak kerikil dan jalanan berliku.
"Hm, aku gak bakalan terlalu pikirin itu."
Dustanya.
***
"Hari ini Mas ke rumah sakit dulu sebelum pulang."
"Siapa yang sakit? Temen Mas ada yang sakit?"
"Heejin sakit. Tipes."
Heejin lagi.
Sebenarnya hubungan seperti apa yang terjalin diantara keduanya? Apa dirinya bisa berdiam diri disaat suaminya didekati wanita lain? Wanita yang berpura-pura baik tapi sebenarnya tidak?
Aery mencium punggung tangan Mingyu sebelum berbelok menuju gedung kuliah. Gara-gara nilai D dia harus mengulang satu mata kuliah padahal seharusnya dia berdiam diri di rumah dan segera menyelesaikan skripsinya.
"Aery!"
Wanita itu menoleh, melihat sosok laki-laki yang tengah berjalan menghampirinya. Laki-laki itu terlihat sedikit berkeringat, dan begitu dia berdiri di hadapan Aery terdengar nafasnya yang terengah-engah.
"Habis dikejar anjing lo?"
Guanlin terkekeh, dia memberikan sebuah kartu undangan.
"Lo mau nikah?"
"Sembarangan! Keponakan gue ulang tahun, dia mau ngundang lo sekaligus anak lo sama si duda." Ucap Guanlin membuat Aery memukul bahunya keras.
"Dia udah punya istri, lagian gak sopan banget bilang kayak gitu. Lo kan mahasiswa dan Mas Mingyu dosen lo di kampus."
Mereka berjalan bersisian menuju kelas masing-masing sambil berbincang, "bentar lagi juga wisuda."
"Benerin dulu nilai lo!"
Aery kemudian masuk ke dalam kelas. Dia langsung disambut oleh beberapa adik kelasnya karena Aery mengulang di tahun ini. Tidak buruk. Tapi dia sebal karena mereka malah kepo terhadap bagaimana Mingyu saat berada di rumah.
"Pak Mingyu kalo di rumah dingin juga?"
"Kadang sih."
Mingyu sebenarnya tidak dingin. Dia hanya tidak pandai mengekspresikan perasaannya terhadap orang lain.
"Tapi masa sih dia bakalan dingin ke istri sendiri? Atau dia hot pas di ranjang doang?" tanya adik kelasnya itu.
"Kamu masih kecil, kenapa tau hal begituan?"
Adik kelasnya itu hanya nyengir, "hehe. Tau di platform bacaan, banyak bacaan yang rated."
"Kamu ini, kalo mau baca itu jangan yang merusak pikiranmu. Coba baca hal-hal yang membuka wawasanmu." Saran Aery.
"Oke deh. Eh tapi aku boleh gak main ke rumah Pak Mingyu?" tanya gadis itu.
"Nanti deh, aku izin dulu."
"Oke selamat pagi hari ini silahkan diskusi bersama teman terlebih dahulu, saya ada rapat sebentar." Ucap dosen yang mengisi kelas pagi ini.
***
Huuuuuuuu maaf apdetnya dikit banget.
Gue lagi puyeng nih yorobunn.
Tapi gue baper sama si mas yg nyuapin si mbak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]My Lecture My Husband
Fanfiction[Selesai] #1 - Exo (25/12/2020) #1 - Seunggi (20/05/2020) #1 - Kimmingyu (17/10/2020) #1 - Suzy (06/11/2020) #1 - Jeonghan (10/11/2020) #1 - Scoups (10/11/2020) #1 - Suho (26/12/2020) #2 - Mingyu (24/12/2020) #3 - Lecture (06/11/2020) #3 - Joshua (2...