Epilog

10.9K 617 41
                                    

"Kata siapa tidak jadi cerai?"

Semua orang terdiam. Mingyu dan Aery saling beradu pandang sebelum akhirnya suara Suho kembali menginterupsi mereka.

"Tentu saja tidak! Masa cucuku tidak akan punya Ayah?"

Mingyu terbeliak, ia menatap bingung pada Aery. "Maksudnya?"

Aery terkekeh kecil, "anak kamu gak kenapa-kenapa."

Mingyu menarik Aery ke dalam pelukannya lagi. "Syukurlah."

***

Malam ini benar-benar malam yang indah. Bintang bertaburan di atas langit dengan indahnya. Namun tidak dengan Rowoon, pria itu termenung sambil menatap taman dan kolam ikan yang ada di hadapannya.

Aery yang tidak sengaja lewat mendekat ke arah Rowoon. "Diluar dingin."

Rowoon mendongak, tersenyum tipis kemudian menyuruh Aery duduk. "Kenapa kesini? Diluar dingin. Kalo mau aku ambilin jaket dulu."

Aery menggeleng, "gak usah. Cuman mau ngobrol aja."

Rowoon tertunduk, "ternyata sejak awal kamu emang bukan buat aku."

Rowoon ini, Aery sudah pernah bilang untuk tidak menaruh hati padanya lagi. Tapi pria itu masih saja melakukannya, membuat Aery seperti wanita pemberi harapan palsu semata.

"Aku bakalan balik lagi ke Inggris."

Aery menoleh, "kenapa?"

"Perusahaan Ayahmu disana butuh orang. Dia ingin aku mengurusnya, kita bisa ketemu lagi di lain waktu. Kayak dulu, seperti adik dan kakak."

Adik dan kakak, ya Rowoon memang memiliki rentang usia yang cukup jauh dengan Aery. Membuat Aery mencintai seorang siswa menengah atas saat dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

"Kapan berangkat?"

Rowoon nampak mengingat sesuatu, "besok atau lusa. Ayahmu bilang lebih cepat pasti lebih baik."

"Baik-baik disana. Kalau suka sama bule kasih tau yah."

Rowoon tertawa pelan, "aku lebih suka produk dalam negeri, Aery."

"Memangnya barang?"

"Sayang, aku cari ternyata disini." Ucap Mingyu sambil menghampiri Aery dengan segelas susu coklat di tangannya.

"Nyari angin aja, sambil ngobrol sama Rowoon."

Mingyu menggeleng, "masih aja manggil Rowoon, dia kan lebih tua dari kamu. Panggil kakak, Aery."

Aery menggeleng, "gak cocok."

"Atau, aku panggil Mas aja?"

Mingyu nampak mendatarkan wajahnya, "sayang."

Aery terkekeh melihatnya, "eh sini susunya. Kasian pegel."

Mingyu memberikan segelas susu hangat untuk Aery, wanita itu langsung meneguknya sampai habis dan meletakkan gelasnya di atas meja. Rowoon nampak bangkit dari tempat duduknya kemudian berdiri tepat di depan Mingyu.

"Saya titip Aery, jangam buat dia menangis lagi." Ucap Rowoon sambil menepuk bahu Mingyu.

"Atau saya akan merebutnya." Lanjut Rowoon sambil tersenyum dan meninggalkan tempat itu.

Mingyu langsung menarik Aery ke dalam pelukannya. "Dia gak mungkin gitu kan?"

Aery hanya mengedikkan bahu.

***

Beberapa bulan kemudian...

"It's a girl!"

[✓]My Lecture My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang