02-Precious Time

114 32 9
                                    

Pagi yang cerah, sinar keemasan mengintip hangat di ufuk Timur. Tetes-tetes. Embun membasahi bumi. Cuitan-cuitan manis menyambut permulaan hari.

Pagi itu, di sekeliling meja makan keluarga kecil yang tinggal di perumahan elit.

"Kak, jangan lupa yaa. Pulang kuliah langsung siap-siap aja" Tuan Choi berkata pada putri sulungnya.

"Iya Pi. Nanti aku langsung kabari kalau udah kelar ngampus Pi" Choi Nari melahap sepotong sandwich dihadapannya.

"Jaemin mana Mi?"Siwon bertanya pada istrinya, Tiffany.

"Bentar lagi turun Pi" ujar Tiffany sembari meletakkan secangkir teh di hadapan suaminya.

"Sisa hukuman adek masih ada seminggu lagi loh Pi, Mi" tanpa sadar Nari bergumam lirih, namun terdengar jelas.

" Hukuman apa kak?" Maminya nampak terkejut.

Sial keceplosan...batin Choi Nari merasa bersalah. Derap langkah Jaemin mulai terdengar di arah tangga.

"Dek, sini sarapan dulu" Tiffany mangajak anak bungsunya itu bergabung.

"Yahoo...sandwich Mami memang yang terbaik" matanya berbinar melihat menu sarapan di meja makan.

"Kata kakak, kamu kena hukuman ya dek?" Selidik Siwon yang menghentikan tangan Jaemin saat akan melahap sarapannya. Sontak mata Jaemin melirik ke arah kakaknya, isyarat meminta penjelasan. Nari hanya tersenyum kecut penuh penyesalan.

"Hehe iya Pi" Jaemin cengengesan.

"Kenapa dek?" selidik Maminya.

"Umm itu Mi, aku telat datang rapat panitia" jelas Jaemin tersenyum canggung lalu melahap sarapannya.

"Telat kenapa dek?" timpal Siwon lagi.

"Ya gitu deh Pi. Aku berangkat duluan ya Mi, Pi. Takut telat lagi buat piket" Jaemin bergegas menyelesaikan sarapannya. Instingnya mengatakan bahwa dia harus segara menyingkir dari meja makan itu sebelum Mami Papinya meluncurkan berbagai pertanyaan lagi.

"Duluan yaa kak" dia tak lupa pamit sama kakaknya.

"Hati-hati dek. Jangan lari-lari" Maminya mengingatkan.

Papi dan Kakaknya hanya geleng-geleng kepala melihat kebiasaan Jaemin tersebut. Memang dia paling males di interogasi. Tak lama berselang, Choi Nari pun berangkat.

...
Pagi yang sama di rumah keluarga lainnya.

" Lah kok diambil siih dek?" mata Kim Ara melotot ketika adeknya mencomot mentimun iris dari atas nasi goreng di piringnya. Yang ditanya malah cuek. Ara misuh-misuh berusaha mencuri balik. Terjadilah keributan kecil yang tak berarti.

"Udah jangan ribut napa sih dek, ini ambil punya kakak" Jaehyun yang sedang khidmat menyantap nasi gorengnya merasa terganggu.

"idiih enggak mau. Udah digigit" cibir Ara menolak. Jaehyun tertegun mrlihat sikap keras kepala adik perempuan satu-satunya itu. Dia tetap berusaha mengambil mentimun dari piring adeknya. Si adek malah tertawa girang melihat Ara kelimpungan.

Crush on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang