"Sepekat merah Amaryllis, secerah birunya Hortensia. Dua warna yang berseberangan, memicu kerumitan rasa"
~...~
Langit boleh jadi cerah membara. Namun tidak dengan hatinya. Cho Min Ji tersedu. Terisak meratapi lukanya. Suara percikan air di toilet itu menelan isak tangisnya.
"Kemana sih tuh anak?"gerutu Kim Ara yang kehilangan jejak waktu mengejar Min Ji sejak dari lapangan tadi.
"Ketemu Ra?"ujar Jaemin yang juga ikut mencari.
"Belum Na"Ara menggeleng.
"Hilang kemana sih"tukas Jeno yang datang menyusul.
Tak lama berselang, beberapa orang gadis lewat di depan ketiga anak muda tersebut. Dan tentu saja dengan segala gonjang ganjingnya.
"Sok drama banget tuh anak"ujar Yuna.
"Nah itu yang gue bilang. Sok polos sok suci. Jijik kan lu?"Lia bersemangat.
"Lah iya, pake acara nangis di toilet segala"cibir Yuna lagi.
"Gg tau malu emang"timpal Lia.
"Woii siapa yang lu bilang gg tau malu aah?"Ara yang menyadari kehadiran mereka lantas memanas mendengar hujatan dari gadis-gadis tersebut.
"idiiiih, pengawalnya ngamuk"cerca Lia.
"Gada akhlak ya kalian!"Ara sudah bersiap menyerang. Namun Jaemin memegang tangannya, berusaha untuk membujuk.
"Udah Ra, gg usah diladenin. Mending liat Min Ji aja, di toilet katanya"ujar Jaemin lembut.
"Dan kalian mending gg usah nambah kacau deh. Jangan mancing!"Jeno berkata dingin pada Lia dan Yuna.
"iish dasar pasukan lebah"cibir Lia.
"Lu yang pasukan lebah!"Ara kembali tersulut. Jaemin menarik tangannya dan menggeleng dengan tatapan lembut. Emosi Kim Ara kembali mereda. Jeno hanya menatap dingin pada Yuna dan Lia yang sudah beranjak pergi.
Sesegera mungkin Ara menyusul Min Ji ke toilet. Dan mendapati sahabatnya sedang terisak di situ.
"Min Ji, lu ngapain sih di sini?"gadis dengan rambut panjang tergerai itu langsung memeluk Min Ji yang kembali pecah tangisnya.
"Sakit Ra"ratapnya dipelukan Ara.
"Iya gue paham. Lu tenang dulu ya. Ntar kita cari solusinya"Ara mem-pukpuk punggung Min Ji dengan tangannya. Berusaha untuk menenangkan.
"Ayo kita keluar. Serem iih nangis di toilet kek gini"Ara berusaha menghibur.
"Gue cuci wajah dulu"Min Ji memelas.
Di luar toilet, Jaemin dan Jeno menunggu. Tiba-tiba derap langkah yang memburu mendekati mereka. Lantas kedua pemuda itu menoleh pada sumber suara.
"Min Ji mana?"Hyeri dengan nafas tersengal langsung bertanya begitu sampai.
"Gapapa kan dia? Katanya nangis parah"Lucas yang datang bersama Hyeri juga tak kalah ngos-ngosan.
"Nafas yang bener aja dulu, baru nanya"Jaemin tak tahan melihat dua orang yang terengah-engah akibat berlari tersebut.
"Dari mana sih kalian?"Jeno penasaran.
"Gue habis nolongin si gembul ini nyari gantungan pandanya"Lucas berbicara tanla dosa.
"Gembul? Oh gembul ya...dasar lu Giant"balas Hyeri tak terima.
Jeno dan Jaemin terpingkal melihat pertengkaran tak penting itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on You
RandomCerita di persimpangan asa dan nelangsa. Romansa dan tragedi seakan menanti untuk dipilih sebagai akhir.-