"Bolehkah candamu ku jadikan candu?"
♡♡♡
Holla chingudeul, selamat datang kembali. Aku ga pernah bosan minta kalian buat vote dan comment cerita ini. Jangan lupa follow juga yaa akunnya, auto follback kok.
Selamat membaca, semoga kalian menikmati💚💚💚♡♡♡
Sang baskara kembali menyapa. Mengecup hangat hati para pemimpi. Cerahnya sangat menyenangkan, bahkan dengan melihatnya saja.
Pagi yang indah, juga semenyenangkan itu buat si perasa. Choi Nari, gadis dengan blouse biru muda itu enggan meredakan senyumnya. Obsidian legamnya berbinar menatap ke luar jendela. Melihat jalanan kita Seoul di pembukaan hari. Lagi-lagi senyumnya mengembang sempurna.
"Sebahagia itu ya?"ujar pemuda yang dari tadi hanya melirik dari balik kemudi.
Gadis itu menoleh.
"Tentu saja"jawabnya dengan nada ceria.
"Kenapa?"goda pemuda itu dengan senyum tipisnya.
"Tentu saja karna harinya cerah"jawab gadis itu frontal.
"Hanya itu?"desak si pemuda.
"Trus apalagi dong?"
"Oh oke"sengaja sekali pemuda itu melontarkan nada kecewa.
"Ayolah Jae, jangan bilang kamu berharap aku akan mengatakan kalau aku sebahagia itu karena ada kamu"gadis itu balas menggoda.
"Awalnya sih, tapi apa boleh buat, gadisku itu lebih bahagia karna matahari di luar sana"rajuknya.
Choi Nari tertawa renyah. Menyenangkan melihat wajah cemberut yang lucu di sampingnya itu.
"idiih merajuk"ledeknya.
Pemuda itu tertawa masam. Meski sebatas candaan, tetap saja rasanya menyebalkan.
"Yakin nih kita bakal ke perpus?"Jaehyun kembali meragukan ajakan gadisnya itu.
"Tentu saja. Kenapa?"
"Sejak kapan kencan kita jadi kek kencannya Kun?"tanya Jaehyun bergurau.
"Sejak hari ini"jawab Choi Nari santai.
"Oh ayolah Narii"keluh Jaehyun.
"Kenapa sii? Kan kamu yang bilang hari ini bakal ikut ke mana pun aku mau. Ya udah, aku mau cari buku"jawab Choi Nari geleng-geleng kepala.
"Ya deh iyaaa tuan putri yang terhormat"ujar Jaehyun setengah meledek.
"Ingat Jae, kita dah semester akhir. Harus sering berteman sama buku"ujar Nari sok bijak.
"Kamu sih enak udah diapprove judulnya, lah aku masih sibuk revisian"ujar Jaehyun berkeluh kesah.
"Nah maakanya kita ke perpus. Sekalian aku temenin kamu revisi"bujuk Choi Nari.
Jaehyun tersenyum simpul. Tidak ada yang salah dalam ajakan gadis itu. Sekarang bukan lagi saatnya main-main.
"Jae tau ga?"
"Apa?"
"Kalau kata orang ya, satu hari menunda skripsi sama dengan satu tahun menunda resepsi"canda gadis itu dengan wajah serius.
Sontak saja pemuda yang fokus mengemudi itu terperangah lalu geleng-geleng kepala dan tertawa renyah. Pemikiran konyol macam apa itu?
"Yeee malah ketawa"protes Choi Nari pada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on You
De TodoCerita di persimpangan asa dan nelangsa. Romansa dan tragedi seakan menanti untuk dipilih sebagai akhir.-