"Kecurangan macam apa ini,Tuan?
Segaris bulan sabitmu telah mengusik damai semestaku"~...~
Semilir sang bayu berhembus lembut. Mengibas rambut tergerainya dengan bebas. Biru di cakrawala telah berganti jingga. Semburat rona senja itu sungguh mempesona.
Dengan langkah gontai gadis itu menyusuri jalanan. Gadis yang memakai setelan santai, perpaduan kaos biru dan kemeja senada yang dibiarkan terbuka, lengkap dengan celana jeans dan sepatu kets, menampakan roman lelah dari wajahnya. Entahlah, entah tubuhnya lelah atau hatinya yang didera gelisah.
Langkahnya terhenti di depan sebuah minimarket. Tak perlu menunggu lama, dia sudah berada di depan rak cemilan. Menilik satu demi satu cemilan favoritnya. Lantas pergi ke meja kasir setelah selesai memilih.
"Ini mbak"ujarnya menyerahkan beberapa bungkus cemilan dan sebotol minuman dingin.
"Sekalian sama ini mbak"tiba-tiba datang seseorang dari belakang, ikut menyerahkan beberapa kantong makanan ringan disertai beberapa kotak susu rasa pisang dan strawberry. Tak lupa dia juga menyerahkan kartu kreditnya.
"Digabung aja mas?"ujar penunggu mesin kasir.
"Yass, betul sekali mbak"pemuda itu berujar santai. Gadis yang dari tadi sudah berada di situ menatap terperangah.
"Eeh gg usah mbak, dipisah aja"protes gadis itu.
"Udah, jangan dipisah mbak"tegas pemuda tersebut. Penjaga mesin kasir menatap heran, lantas hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.
"Lu ngapain sih ngikutin gue!"Byun Hana akhirnya bertanya sinis.
"Lah, yang ngikutin lu siapa? PD amat"elak pemuda tersebut.
"Trus ngapain lu di sini?"selidik Hana.
"Ngapain lagi neng? belanja lah. Yakali fitnes"lelaki itu menyeringai jahil.
"Serah lu dah"Hana benar-benar kesal.
"Ini mbak, mas"penjaga kasir itu selesai menghitung belanjaan dan menyerahkan kembali kartu kredit Mark.
"Thanks, kapan-kapan gantian gue yg nraktir"ujar Hana dengan tatapan sungkan.
"Oke. Gue simpen"Mark mengedip usil. Hana hanya merotasi netranya, lalu berjalan menuju pintu keluar.
"Hei tunggu dulu Han!"Mark mencegatnya.
"Kenapa lagi?"Hana berbalik badan dengan wajah sinis. Jelas sekali moodnya sedang tidak baik-baik saja.
"Duduk dulu yuk di depan"ajak Mark dengan senyum terpolosnya.
"Ah males gue"Hana menolak.
"Eii ayolah"Mark dengan tampang tak bersalah mengambil kantong belanjaan Hana, lantas berjalan dengan santai menuju meja kecil di depan minimarket.
Mau tak mau, Hana terpaksa mengikuti. Dengusannya cukup menandakan perasaan kesalnya. Dengan malas dia duduk di kursi tepat di samping Mark.
"Nih, segerin dulu"Mark menyerahkan sebotol minuman dingin. Hana meraihnya dengan enggan.
"Tumben?"ujar Hana tiba-tiba.
"Apanya?"
"Gue gg liat semangka"Hana melayangkan matanya ke arah kantong bawaan Mark.
"Oh itu. Stoknya masih banyak di rumah, gg dibolehin lagi sama bunda buat beli sebelum habis"jelas Mark panjang lebar lantas menyeruput minuman di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on You
SonstigesCerita di persimpangan asa dan nelangsa. Romansa dan tragedi seakan menanti untuk dipilih sebagai akhir.-