"Jatuh hati terkadang sesederhana itu. Kau dapati bias rasa dari sorot netranya, yang memenjara bahkan tanpa kau minta"
♡♡♡
Semesta sedang tersenyum. Tiada awan putih pun hitam yang menyambangi kanvas birunya. Sang baskara seakan menatap pongah. Menebar cerahnya dengan gagah.
Seoul National University, tepat Juli kelimabelas. Lapangan luas yang biasanya jadi tempat latihan club olahraga atau sekedar tempat lalu lalang mahasiswa yang sedang luang, kini disulap jadi hamparan penuh warna.
Ini bukan hari biasa. Seiring baskara mencapai puncak didihnya pada musim panas tahun ini, festival ter-akbar milik kampus elit itu pun dilaksanakan. Hampir tidak ada yang tidak menunggu acara menyenangkan itu. Pun dengan media lokal yang ikut antusias menyorot setiap kejadian menarik.
Di dalam aula, dengan kapasitas lebih kurang satu juta orang itu telah berkumpul sejumlah elit kampus, petinggi lembaga kemahasiswaan dan juga didominasi oleh mahasiswa dari tahun awal hingga tahun akhir. Ya, segitu antusiasnya warga kampus dengan festival wajib itu.
"Festival besar ini merupakan realisasi dari wacana yang telah dicanangkan oleh kampus, terkait dengan pemberdayaan potensi mahasiswa"Rektor kampus elit tersebut sedang menyampaikan pidato sambutannya di acara pembukaan festival.
"Lebih luas lagi, event ini merupakan suatu kebanggaan milik kampus kita, yang menurut isunya sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat"lanjut sang Rektor dari atas podium.
"Gilaa...udah kapalan nih pantat gue. Mau sampai kapan sih Prof. Lee ngebacot di depan?"Lucas serasa ingin berteriak. Bukan karena apa, hanya saja sudah sekitar setengah jam berlalu sejak Prof. Lee Sooman, rektor kampus itu menyampaikan pidatonya.
"Jangan ribut lu. Acara lagi khidmat tau"Hyeri mencubit lengan Lucas yang duduk di sampingnya. Sejak dari awal tadi sudah kali kesepuluh temannya itu mengeluh. Capeklah, laperlah, ngantuklah. Heran saja, tidak ada kata "tenang" dalam kamus Lucas.
Di sudut lain ruangan itu, beberapa orang panitia sedang berada dalam deretan yang sama. Tentu saja kelompok itu juga tak lepas dari bisik-bisik tetangga.
"Udah setengah jam gaess"Ara resah gelisah dari tempat duduknya.
"Gila emang, berasa kuliah pagi gue"Hendery, rekan satu timnya dalam kepantiaan juga mulai .
"Huwaa, ngantuk banget yaa kan"Ara menguap dengan santai.
"Nih anak bedua bacot mulu. Diam napa, gagal fokus nih gue!"Jaemin yang sedang berdiri dengan kamera di tangannya merasa jengkel.
"Sambat yaa lu? tiba-tiba marah gg jelas gitu!"Ara melotot, lantas memukul ringan lengan Jaemin. Aneh saja, sesensitif itu Na Jaemin hari ini. Hendery tertawa cekikikan melihat Jaemin yang kelimpungan.
"Hahaha gelut terus kak"Hana yang juga sedang berdiri dengan kamera di tangannya tak tahan mengompori.
"Kenikmatan yang HQQ ya dek liat orang gelut gini"Xiaojun sarkas setengah bergurau. Hana mengangguk dengan semangat.
"Kak Ara gg pernah absen ya ributnya"Yangyang ikut mengompori sembari tertawa kecil.
"Lah, kesel dong dek. Nih anak dari pagi moodnya jelek banget"Ara semakin menjadi.
"Dibilangin jangan bacot. Batu banget sih Ra!"Na Jaemin bertambah geram. Di acaknya rambut panjang Kim Ara dengan mode gemas-gemas kesal.
"Hahahaha"sontak tawa mereka pecah melihat tampang konyol Kim Ara dengan rambut berantakan. Tak elak, beberapa pasang mata menatap tajam ke arah mereka. Secara otomatis keenam panitia bagian pubdekdok itu langsung mingkem.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on You
SonstigesCerita di persimpangan asa dan nelangsa. Romansa dan tragedi seakan menanti untuk dipilih sebagai akhir.-