"Ketakutan sekecil apapun yang membunuh ruang ingatmu adalah musuh terbesar yang harus kamu dihadapi"
♡♡♡
Langit mulai gelap, hujan mulai mereda. Yang tersisa hanyalah rintik-rintik sendu dari sang gerimis yang terlihat kesepian. Di salah satu sudut kota yang sibuk itu, seorang anak manusia sedang merutuki nasibnya. Berpegang pada secercah harapan.
Ruangan itu terasa gelap. Dan sekarang dia tidak lagi bebas menggunakan tangannya, sebab seikat tali tambang sudah mengekang kedua tangan itu. Dan mulutnya di bekap dengan selotip hitam yang kuat. Gadis itu meledak dalam tangisan. Dia baru menyadari betapa serius situasinya saat ini.
Dari luar terdengar suara berisik yang cukup jelas. Dia menebak ada sekitar 10 orang yang berkeliaran di tempat yang tak diketahuinya sama sekali itu.
"LU BEGO BANGET YA!"
"M-maaf non, saya lupa"
"Ga guna emang! Bisa-bisanya kalian lupa meriksa ponselnya terlebih dahulu"bentak suara seorang perempuan.
"Sekarang ponselnya udah kita ambil kok"jawab yang lainnya.
"Arghhh sumpah kesel banget gue"
"Sabar kak, mending kita pantau aja gimana perkembangan mereka di seberang"
"Huft bener! Cepat hubungi mereka. Dah ada pergerakan belum?"
Shin Hyeri melebarkan matanya.
'Cecunguk sialan!' umpatnya berteriak dalam diam.
Dia tau betul dengan suara itu. Siapa lagi kalau bukan sekumpulan cewek yang selalu mencari masalah dengannya dan sahabat-sahabatnya. Namun tiba-tiba kepalanya yang sudah terasa berat dari tadi jadi pusing. Matanya berkunang-kunang. Selintas bayangan gelap berkelabat ruang ingatnya. Gadis itu menangis untuk alasan yang tidak bisa dijelaskan. Ada ketakutan yang membekas dari ruangan gelap itu. Sekedar informasi, gadis itu sangat benci ruangan gelap untuk alasan yang juga dia tidak ketahui.
Bruk!
Suara pintu yang dibuka dengan kasar menyita perhatiannya. Gadis itu berusaha mencari tau kondisi saat itu. Beberapa orang masuk. Satu orang menekan sakelar lampur. Mata Hyeri memerah dalam amarah melihat tiga orang yang dikenalnya berdiri dengan senyum angkuh di hadapannya.
"Kasian banget lu! Gada yang nyariin ya"ejek Chaeryeong mengesalkan.
Hyeri menatap tajam, seakan dapat membunuh mereka dengan tatapannya.
Yeji mendekat, lantas ikut berjongkok di depan Hyeri yang meringkuk di atas lantai yang dingin. Gadis itu dengan kasar menarik selotip dari mulut Hyeri.
"Akhh"tentu saja tindakan itu menyisakan rasa sakit di wajahnya.
Lia dan Chaeryeong yang melihat itu tertawa riang.
Plak!
Sebuah tamparan yang cukup keras mendarat di pipi Hyeri. Kepalanya terhuyung ke kiri.
"HAHAHAHHA"lagi-lagi Lia dan Chaeryeong tertawa senang.
"Akhirnya gue bisa liat wajah berantakan lu bangsat!"ujar Yeji dengan senyum sinis.
Amarah Hyeri benar-benar terbakar. Namun di luar dugaan, gadis itu tertawa terbahak-bahak. Layaknya orang yang kehilangan akal. Ketiga gadis itu sontak kebingungan.
"Hahahahaha lawak parah! Sumpah kalian bakat banget jadi pemain sinetron murahan. Cara kalian bener-bener murahan dan pengecut!"ujar Hyeri kesetanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on You
RandomCerita di persimpangan asa dan nelangsa. Romansa dan tragedi seakan menanti untuk dipilih sebagai akhir.-