16-Dear You

45 18 2
                                        

"Jangan terlalu lebur, permainan hati tidaklah semenyenangkan itu"

♡♡♡

Terik si raja hari semakin menjadi. Fatamorga mendindingi jalanan depan kampus. Namun panasnya hari tak menyurutkan semangat pengunjung festival.

Terlihat seorang gadis sedang menyandarkan punggungnya di bangku. Bawah pohon rindang memanglah tempat terbaik untuk sekedara melepas lelah siang itu.

"Nih"tiba-tiba seseorang menjulurkan sebotol jus jeruk dari arah belakang. Gadis itu terkesiap, lantas menoleh ke sumber suara.

"Biar adem"lanjut lelaki dengan senyum memabukkan itu.

"Makasih kak"Minji lantas menerima minuman tersebut dari tangan Haechan yang kini sudah berpindah duduk ke sampingnya.

Sepi, kecanggungan di antara mereka semakin menjadi. Masing-masing sibuk dengan pemikirannya. Ya, begitu lama rasanya mereka tak berdekatan seperti sekadang ini.

"Dek..."

"Kak..."

Sudah seperti drama saja, mereka bersuara di saat yang bersamaan. Lantas Haechan tertawa, pun Min Ji ikut tersenyum.

"Kamu dulu"ujar lelaki itu.

"Kakak dulu deh"Min Ji mengelak.

"Ladies first"ucap Haechan dengan gaya khas yang kocak. Sontak saja Min Ji tertawa renyah. Tawa pertamanya sejak kejadian hari itu.

"Maaf ya kak"ujarnya. Haechan menghela nafas, lantas tersenyum, kemudian menggeleng lemah.

"Bukan kamu. Aku yang harusnya minta maaf"tukasnya.

"Tapi kakakku udah keterlaluan banget kak"mata Min Ji kembali sabak menahan tetes beningnya. Haechan merasa sangat sakit melihat sirat wajah yang belum pernah dilihatnya dari gadis itu.

"Duh, mendung. Jangan hujan dong. Kasihan,matahari masih rindu katanya"Haechan masih bisa mengeluarkan guyonan recehnya.

"Apasii kak"Min Ji tersenyum kecil, namun miris, air matanya malah bergulir mulus tanpa diminta. Entah risau seperti apa yang ditahan hatinya.

"Yah yaah, hujaan. Kan hilaang"Haechan menutup perih hatinya dengan gurauan. Tak sanggup ia melihat tetes bening itu.

"Hilang apanya?"Min Ji yang sibuk menghapus jejak air matanya bertanya polos.

"Hilang cerahnya"ujar Haechan menatap dalam.

"Kakak ih, becanda mulu"Min Ji tertawa, namun tetap saja matanya basah. Entah kerumitan macam apa yang berseliweran di benaknya. Yang pasti, hatinya sakit menatap obsidian lelaki di hadapannya itu, yang sekalipun sedang tertawa renyah, tetap saja diselimuti luka. Sepeka itu hatinya.

"Loh, kok malah makin nangis"Haechan menggaruk kepalanya kebingungan.

"Kamu sakit dek?"ujarnya khawatir. Min Ji menggeleng.

"Lalu?"

"Coba deh kakak lebih jujur. Kalau sedih ya bilang sedih kak. Jangan sok kuat ngehibur aku kek gitu"Min Ji tak sanggup lagi menahan bulir beningnya. Haechan terpaku. Sesaat wajahnya menunduk. Lantas beralih kembali menatap dalam, sedalam obsidian gadis di depannya.

"Min Ji, dengerin"Haechan memegang lembut kedua bahu gadis bermata sayu itu. Lantas mencoba menyelami matanya, mencoba mencari secelah asa.

"Aku gg tau perihal hatimu, pun aku gg tau gimana aku di matamu. Namun satu yang kupahami, sejak kali pertama, senyum lembut itu telah mengusik hariku"lanjut Haechan masih dengan tatapan dalam. Min Ji hanya mendengarkan dengan mata sabaknya. Tak terduga, Haechan si petakilan yang seakan tak mengenal kata serius, malah mengeluarkan kata-kata indah namun menyayat. Begitulah, seriusnya orang tengil lebih mencengangkan dan mengena.

Crush on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang