"Perihal sudah yang tak pernah punah, pun perihal usai yang tak ingin selesai"
♡♡♡
Kedua matanya mengerjap cepat. Kesadaran yang sebelumnya terpecah kini kembali terkumpul. Perasaan sesak kembali menyeruak hebat. Mendesak mimpinya jatuh hingga ke titik terbawah. Kenyataan yang beberapa jam lalu diketahuinya masih bagaikan mimpi buruk yang tiba-tiba merusak cerianya. Air bening mengalir hangat di sudut kedua mata gadis itu. Ruang serba putih itu terasa sangat mencekam saat ini.
Secara alami gadis itu mengangkat tangannya. Berniat menyapu air mata yang keluar tanpa henti. Namun niat itu terhenti saat dia merasakan ada yang menghalangi tangannya untuk terangkat. Itu adalah telapak tangan lain yang entah sejak kapan telah mengenggam tangannya.
"Na..."lirihnya memanggil sosok yang kini sedang terlelap di samping bangsalnya.
Sosok itu tak bergeming, Jelas sekali bahwa dia sedang tertidur lelap. Tetapi kenapa tidur lelapnya itu tampak gelisah? Wajahnya tidak sedamai itu untuks seseorang yang sedang terlelap.
Kim Ara tersenyum pahit. Dukanya ternyata tidak hanya menjengkelkan dirinya sendiri. Tetapi orang-orang terdekatnya juga terkena imbas dan direpotkan secara langsung. Tapi kemana keluarganya? Ayah bundanya tidak terlihat. Kedua saudaranya juga tidak ada di ruangan itu. Yang ada sekarang adalah sosok yang jatuh tertidur itu. Sahabat yang selalu berada di garis terdepan untuknya. Tidak hanya untuk saat ini, tetapi sejak dari pertama mereka mengenal arti pertemanan.
Entah itu karena gerakan kecil di tangan Ara atau malah karena mimpi buruk yang tiba-tiba menyerangnya, sosok itu terbangun dalam keadaan panik. Hal pertama yang dilihatnya adalah sepasang netra yang masih terlihat basah, menatap ke arahnya dengan pandangan penuh tanda tanya.
"Sudah bangun?" sapa gadis itu dengan senyum tipis.
"Ara..."dia tidak merespon pertanyaan tersebut. Pikirannya terlihat kacau. Matanya tampak sangat lelah.
"Ayah bunda kemana Na? Bang Jae sama Mark juga ga kelihatan"Ara bertanya dengan lirih.
"Ah itu...Om katanya pergi ke rumah Jeno, ada keperluan sama papanya. Kalau tante pulang sebentar Ra"
"Gitu yaa"gumamnya mengerti.
"Lalu yang dua lagi?"
Jaemin terlihat berpikir sejenak. Lalu memutuskan untuk menjelaskan sedikit mungkin.
"Bang Jae sama Mark menyusul om Suho. Katanya ada bukti penting yang bisa membantu penyelidikan kasus ledakan tadi malam"
"Bukti?"
"Ya. Itu bukan kecelakaan Ra. Tapi sabotase, yang entah disengaja atau tidak malah mencelakai lu"
Ara tersentak. Dia tak habis pikir. Sebelumnya dia menduga itu adalah kecelakaan biasa yang disebabkan oleh properti pesta. Tetapi sekarang lihatlah, dia termangu mendengar penjelasan itu.
"Trus buktinya dapat darimana?"
"Byun Hana, yang ternyata adalah teman Mark. Dia mendapatkan sesuatu yang sangat mencurigakan dari kamera yang dipegangnya"
"Ah...begitu"
Untuk kesekian kalinya gadis itu tersenyum getir. Paham bukan? ada seseorang dibalik nasib tragisnya. Dan dia tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukannya pada dalang tersebut. Ledakan emosi itu kembali memancing air matanya.
"Ra..."Jaemin menyapu lembut air mata gadis itu. Hatinya ikut terasa hancur untuk nasib malang sahabatnya tersebut.
"Na...gue patah. Hahaha"kata-kata serak itu terasa penuh tekanan. Tawa sarkas yang terdengar putus asa itu sangat kontras dengan air matanya yang saat ini sudah bercucuran.
![](https://img.wattpad.com/cover/223578333-288-k63207.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on You
De TodoCerita di persimpangan asa dan nelangsa. Romansa dan tragedi seakan menanti untuk dipilih sebagai akhir.-