"Bukankah kita sudah sepakat untuk tak saling jatuh, sekalipun sama-sama rapuh"
♡♡♡
Selamat membaca duhai Tuan dan Puan perasa. Jangan lupa vote, comment, dan follownya ya. Terimakasih🤗
♡♡♡
Pagi menjelang siang saat itu terasa cukup panas. Namun panasnya tak mampu memberi rasa kehangatan pada pemuda yang mengenakan kaos oblong dipadu kemeja senada. Wajahnya dari tadi hanya tertunduk lesu.
Byun Hana menatapnya sekilas. Lalu kembali membuang pandangannya ke arah lain. Terlihat beberapa pasien di rumah sakit itu sedang menikmati suasana tenang di taman belakang rumah sakit.
"Bentar ya"
Mark menoleh mendengar ucapan gadis di sampingnya itu. Ia hanya mengangguk sebagai respon.
Gadis dengan netra cokelat itu berjalan menuju suatu tempat. Lantas tak berapa lama kembali lagi ke bangku taman tempat Mark duduk.
"Nih" gadis itu mengulurkan sebuah botol berisi air mineral dingin.
Mark memandang minuman itu, lantas tersenyum tipis dan menerimanya.
"Thanks Han" ujarnya kemudian.
Hana mengangguk dengan sabit tipis di bibirnya. Lantas kembali melihat pada pemuda itu. Aneh rasanya saat seseorang yang biasa banyak bicara menjadi pendiam tiba-tiba.
"Tadi kek mau ngajak baku hantam"
Tiba-tiba gadis itu meledek dengan nada usil. Mark yang mendapat serangan tiba-tiba tentu saja terkejut. Ya, kejadian di telfon tadi pagi cukup memalukan. Lalu pemuda itu menggaruk kepalanya dengan canggung. Ada bias merah di kedua pipinya.
"Aah itu...apa yaa"ceracaunya tidak jelas. Otaknya tidak dapat menemukan kata-kata yang dapat menjelaskan situasi.
Hana tertawa ringan. Mark yang melihat tawa itu ikut tertawa tidak jelas.
"Jangan murung gitu dong. Gue kan jadi ga enak mau ngeledekin"tukas gadis itu lagi. Kali ini dengan nada yang sedikit serius.
"Niat banget ya lu ngeledeknya"Mark menatap tak percaya. Dan lagi, mereka tertawa tidak jelas kembali.
"Oh iya, ada yang mau gue kasih tau sama lu"Hana kembali ingat apa tujuannya bertemu dengan Mark saat ini.
"Apa?"
"Gini,--"
"Jangan bilang...lu mau nembak gue?" Mark memotong kata-kata Hana dengan wajah tak bersalah.
Gadis itu melototkan matanya. Apa? Ingin sekali dia memeriksa otak pemuda itu. Apakah ada bagian yang bermasalah? Cukup menyesal dia mengkhawatirkan sikap murung Mark, nyatanya sekarang pemuda itu baik-baik saja. Terbukti dengan ocehannya yang tak masuk akal dan menjengkelkan.
"idiiihh ogah! Jangan gila deh"Hana menukas dengan wajah kesal.
Mark tertawa puas. Entah sejak kapan tampang jengkel Hana menjadi sesuatu yang sangat dinikmatinya.
"Gue serius niih!"Hana berkata dengan tegas.
"Lah, yang becanda siapa maemunah?"
"Serah lu deh markonah!"
"Mar-...APA? MARKONAH?" netra pemuda itu membulat seketika. Entahlah, dia hanya sedikit kesal dengan nama nyeleneh yang dilontarkan Byun Hana.
Hana tak tahan untuk tidak tertawa. Andai kalian tau, lucu sekali melihat wajah kesal seorang Mark yang kehilangan kata-katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on You
RandomCerita di persimpangan asa dan nelangsa. Romansa dan tragedi seakan menanti untuk dipilih sebagai akhir.-