"Bersama rintik bening itu, tak sedikit hati yang dihujani polemik"
♡♡♡
Gadis dengan conferse hitam putih itu menghela nafas, menatap rintik sendu si semesta di pelataran cafe. Tidak hanya semestanya, tapi ternyata semesta si pemuda yang pernah jadi dunianya juga sedang tidak baik-baik saja. Sekarang ruang seperti apa yang harus dia sisakan untuk perasaan tak bernama yang terus mendesak di sudut hati itu?
Senja musim panas yang dingin. Namun bahkan pemuda itu berlari terburu dengan pakaian tipisnya. Meninggalkan jaket denimnya di sisi si gadis.
'Menyebalkan!'
Gadis itu merutuk sembari tetap menyampirkan jaket itu di pundaknya. Aroma khas......memicu segurat ingatannya untuk bernostalgia. Bahkan aroma parfum pemuda itu pun mampu mengusik ruang rindunya.
Helaan nafas ke sekian. Mood yang tiba-tiba berantakan itu terasa mengesalkan. Lebih mengesalkan lagi karena hujan menahannya di cafe itu. Setidaknya akan sedikit lebih nyaman jika dapat merebahkan diri di kasur hangatnya saat ini.
Di tengah nostalgia dan mood yang amburadul itu, dering ponsel memecah sepi. Hana menjawab panggilan dengan malas.
"HAN LU DI MANA?"
"ANJIIR NGEGAS!"
"Sorry sorry, hujannya terlalu berisik. Lu di mana?"
"Kenapa? Mau bikin gue tambah kesal lu?"tuding Hana.
"Su'udzan mulu ya lu sama gue. Lu dimana? Kalau lagi gabut ayo temenin gue"
"Heh markonah! Gue ga pernah gabut tuh"Hana semakin meradang.
Mark di seberang telfon merotasi bola matanya.
"Serah lu dah. Lu dimana sekarang? Gue jemput"
"Apasii main jemput aja"
"Gue serius Han. Temenin gue nyari bang Haechan!"
"Hah? Kak Haechan? Emang kenapa?"
"Nuna gue tadi misuh-misuh nyuruh nyariin dia. Kak Hyeri katanya diculik, dan sialnya nomor abangnya itu ga aktif"jelas Mark.
"APA?"Hana berdiri kaget.
"Eh tunggu dulu, berarti...oke jemput gue sekarang di cafe seberang mini market tempat biasa. Ga pake lama, gue tungguin!"Hana terdengar panik begitu ingat bahwa kakaknya hari ini sedang keluar bersama Hyeri yang dikabarkan diculik itu.
"Lah kenapa lu semangat gitu?"
"Bukan semangat taik! Gue panik, soalnya kakak gue katanya ada janji sama kak Hyeri hari ini. Dan keknya gue tau kak Haechan ada di mana sekarang"ujar Hana panjang lebar.
"Apa? Serius lu?"
"Iyaa, jangan bacot lagi. Cepetan, gue tungguin!"
Sambungan terputus.
Hana bergegas berlari menuju pintu keluar. Tanpa sadar menggigit bibirnya karena terlalu khawatir. Matanya sibuk menatap jalanan yang masih di guyur hujan. Berharap pemuda itu segera sampai.
Di sudut lain kota yang sedang diguyur hujan itu, seorang pemuda tampak sibuk meredam amarah seraya terus merawat gadis yang kini terluka secara mental akibat kejadian tak terduga.
Min Ji masih menggigil bila mengingat ujaran penuh kebencian dan makian serta puluhan telur dan tomat yang tentu saja akan melukainya secara mental dan fisik. Rasa perih menjalar di sekitar bahu kanan dan kepalanya yang dominan kena lemparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on You
CasualeCerita di persimpangan asa dan nelangsa. Romansa dan tragedi seakan menanti untuk dipilih sebagai akhir.-