09-Summer Time (III)

44 20 5
                                    

"Bahkan semesta pun sangat paham, perihal bagian mana dari palung hatimu yang memiliki sensor rasa paling rapuh"

~...~

Terik matahari menyilaukan mata. Lalu lalang manusia masih memadati pusat kota di penghujung minggu.

Jeno menatap ke sana sini, bola matanya menyapu kerumunan orang banyak. Radarnya berhenti tepat pada satu sosok. Kembali raut dingin tersirat diwajahnya. Pemuda dengan tai lalat di bawah matanya itu menunjukkan sikap tak seperti biasanya.

Sosok tersebut berjarak beberapa langkah darinya. Dengan raut semakin dingin, didekatinya sosok yang dicarinya. Lantas tanpa berkata apapun, ditariknya tangan seorang gadis yang tampak terkesiap begitu dibawa menjauh dari teman-temannya.

"APA-APAAN SIH LO!"bentak gadis tersebut sembari melepaskan tangannya dari Jeno.

"Lo yang apa-apaan Chaer!"tatapan Jeno tak kalah mematikan.

"Pantesan yaa lo jadi nyebelin banget. Ternyata karena bergaul sama kumpulan manusia sok suci itu"Chaeryeong mencerca tajam.

"Terserah lo mau bilang apa. Tapi gue gg nyangka aja lo gabung sama circle gg sehat kek gitu. Gue mau tanya, lo kenal siapa Lia? Udah pernah lo liat sosok dia yang sebenarnya?"Jeno semakin menjajali gadis di hadapannya itu dengan berbagai pertanyaan. Chaeryeong hanya diam, tak dapat menjawab sepatah kata pun.

"Lo gg kenal kan?" tambah Jeno.

"Mau gue kenal atau gg, apa urusan lo? Suka-suka gue lah mau gabung sama siapa!"Chaeryeong kesal.

"Gue cuma ngejalanin amanah dari Om Eunhyuk, bokap lo. Sebagai sepupu lo, gue merasa harus ikut campur" Jeno tak kalah geram.

"Gg usah sok menjaga deh lo. Gue bukan anak kecil!"

"Ya udah, terserah lo. Tapi ingat, kalau sampai temen-temen gue celaka, gue akan turun tangan"ancam Jeno dengan tatapan tajam.

"Terserah lo!" Chaeryeong meninggalkan Jeno dengan wajah gusar bercampur kesal. Jeno hanya menghela nafas panjang, setidaknya dia sudah mengingatkan.

Dengan langkah gontai, dia berjalan ke bangku taman tempat teman-temannya berada. Perasaannya campur aduk. Apa reaksi teman-temannya kalau tau hubungannya dengan Chaeryeong. Ah sudahlah, pikirnya.

"Ke toilet kok lama banget siih"selidik Ara melihat gelagat aneh dari Jeno yang baru saja tiba.

"Yeee suka-suka dia dong, mau lama atau sebentar"seperti biasa Lucas memancing kekesalan. Ara bersiap mencubit lengannya.

"Iya, antri"Jeno tidak mau memperpanjang pembahasan tentang itu.

***

Mentari telah kembali ke peraduan. Siang berpamitan, digantikan oleh sang malam. Bulan mengintip perlahan dari balik awan tipis yang mulai menghilang tertiup angin. Seperti hari sebelumnya, langit tetap cerah.

Cahaya putih keperakan merambat, menembus jendela kamar Byun Hana yang masih terbuka. Di sana dia sedang terpaku, menatap langit dengan perasaan hampa. Masih terngiang ucapan Renjun siang tadi.

Tiba-tiba ponsel di sakunya berdering. Di lihatnya nomor yang tertera. Kak Doy. Aah tapi kenapa dia tak seantusias biasanya.

"Iya kak"sambutnya.

"Lagi apa dek?"

"Lagi nyantai"

"Tadi siang kamu kemana?" Doyoung menyelidiki.

Crush on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang