"Selalu ada cara untuk kembali, pun dengan rasa yang mendamba kata pulang"
♡♡♡
Semoga menikmati yaa semua. Jangan lupa vote comment dan follow yaa😇
Makasih, sayang kalian
banyak-banyak💚💚💚♡♡♡
Tangan kekarnya menutup mata yang sedari tadi terlihat kalut. Detik jarum jam di dinding bahkan terasa sangat menganggu detik itu.
Bayangan gadis yang tersenyum cerah dengan pakaian rumah sakit itu masih saja mengusiknya. Senyum yang diperuntukkan untuk seseorang yang bukan dia. Sudah hampir sebulan berlalu, dan binar manja di mata gadis itu ketika menatap sosok yang tiba-tiba datang ke ruangan tersebut masih saja menganggu pikirannya.
"Huhh, tenang jen, tenang!"tegasnya pada diri sendiri dalam gumaman.
Terdengar langkah kaki mendekat ke arah ruang keluarga. Semakin lama terdengar semakin jelas di telinganya.
"Libur gini masih aja ngebo lu!"rutuk si tamu yang kini sudah duduk dengan santai di sofa yang berhadapan dengan tempat Jeno rebahan.
Pemuda dengan tai lalat di bawah mata itu menatap tajam, lantas mengernyit pada sumber suara.
"Ngapain lu ke sini?!"ujarnya sinis.
"Lah, emang ga boleh? Gue ke rumah om gue juga kok"Charyeong balas menatap sarkas.
Jeno menatap malas, lalu menyetel suara TV lebih kencang.
"Ga suka banget ya lu gue ke sini!"gerutu gadis itu melihat tingkah Jeno.
"Gue lagi bete, jadi jangan mancing deh"pemuda itu memilih fokus pada siaran berita yang bahkan tak dimengertinya sama sekali.
Chaeryeong melihat ke sekeliling.
"Gue haus"ujarnya kemudian.
"Trus?"Jeno acuh tak acuh.
"Kasih gue minum kek"gadis itu sudah mulai memasuki mode kesalnya.
"Ogah gue ngambilin. Kalo lu mau minum, ambil sono di dapur, dalam kulkas"
"Kebangetan ya lu"gadis itu segera berdiri dan berjalan ke dapur sembari sesekali menghentakkan kakinya.
Tak lama kemudian kembali ke ruang tempat Jeno bermalas-malasan dengan membawa sekaleng cola. Gadis itu menyeruput colanya dalam suasana hening, lantas melirik ke arah Jeno yang tidak peduli dengan kehadirannya sama sekali.
"Kenapa sih lu jadi berubah gini sama gue?"keluh gadis itu.
"Gue? Berubah? Gue ngerasa biasa aja tuh"
"Ga, lu beda. Kesannya kek dingin banget"tambah Chaeryeong.
"Perasaan lu aja kali"jawab Jeno masih dengan cueknya.
"Serah lu deh, cape gue"
"Ya udah, jangan bacot kalo cape"
Chaeryeong menghela nafas, berusaha menahan emosinya.
"Jen, jujur deh. Segitu bencinya ya lu gue temenan sama mereka?"
Jeno melirikkan matanya sesaat, lalu sebelah sudut bibirnya naik perlahan.
"Apa pentingnya gue benci atau ga? Kan lu yang bilang itu hidup lu, dan gue ga punya hak buat ngelarang"jawab Jeno, tentu saja dengan nada sarkas penuh sindiran.
Gadis itu mendengus. Kehabisan kata untuk mendebat. Hening kembali merayapi mereka selama beberapa menit.
"Eh, Jen?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on You
AcakCerita di persimpangan asa dan nelangsa. Romansa dan tragedi seakan menanti untuk dipilih sebagai akhir.-