"Saat hati memilih untuk jatuh, maka percayalah, logika takkan bisa menolak renjana"
♡♡♡
Musik lembut nan indah mengalun memenuhi ruangan. Beberapa pasang mahasiswa terlihat larut dalam aliran musik.
"Ga ada gitu yang mau dansa sama gue?"Jisung menggerutu memegangi segelas jus jeruk.
"Ayok sama gue aja"Chenle dalam mood bagus untuk menggodanya.
"idiiih ogah gue"ujar Jisung dengan tampang jijik.
"Hahaha"Chenle cekikikan puas.
Sementara Hana sibuk dengan kamera di tangannya. Memotret setiap momen yang menarik untuk diabadikan.
Tanpa sengaja kameranya mengarah pada Mark yang sedang berbinar melihat hidangan semangka di atas meja. Tentu saja gadis itu takkan melewatkan momen tersebut. Lantas dia tertawa kecil melihat wajah lugu pemuda itu.
"Kenapa lu?"Renjun yang berdiri memperhatikan dari tadi bertanya penasaran.
"Eh? Gada kok"Hana tetap tak bisa menahan senyumnya.
"Sini, gua mau lihat"tanpa permisi, pemuda itu meraih kamera dari tangah hana.
Matanya terpaku begitu melihat potret di dalamnya. Ternyata itulah alasan Hana tertawa. Entah kenapa tiba-tiba ada sesak yang menelusup masuk ke sela hatinya.
"iiih kepo banget sih Njun"Hana dengan sigap kembali menarik kameranya. Renjun hanya tersenyum hampa menanggapi. Tak menemukan kata yang tepat untuk berucap.
"Apasiih apa?"Mark yang melihat keributan kecil itu ikut tertarik.
"Ini lagi, kepo"ujar Hana sinis namun berusaha mengulum senyumnya.
"Ada apa sih bro?"kali ini Mark mengarah pada Renjun yang sudah mulai bad mood.
"Mana gue tau"jawabnya sinis.
"Ga seru ih"ujar Mark cemberut.
Di tengah kerusuhan kecil itu, ada seorang gadis yang mendekat ke arah mereka. Namun mereka masih acuh tak acuh dan sibuk dengan dunia masing-masing.
"Hai Renjun"sapa salah seorang di antara mereka.
Sontak saja kepala Hana cs menoleh ke arah sumber suara. Mereka berusaha menyelidik. Siapakah yang telah menyapa Renjun.
"Ya?"Renjun menyahut bingung.
"Kenalin gua Lia"ujarnya gadis itu tersenyum.
"Oh ya"jawab Renjun canggung dan tak tertarik. Hana langsung membulatkan matanya terkejut. Gadis itu ternyata cewek nyebelin dari kelasnya.
"Mau dansa sama gue ga?"tawar gadis itu.
Sekali lagi mata Hana membulat sempurna. Ada raut tidak suka di wajahnya.
'Ganjen banget sih!' ujarnya sinis dalam hati.
Renjun mengerutkan kening. Dia tak dapat mengenali wajah di balik topeng itu. Dan tak tertarik untuk mengenali.
"Ah sorry, gue udah punya pasangan dansa"ujarnya sembari dengan percaya diri menarik lengan Hana mendekat.
Hana hanya menatap heran dan kemudian tersenyum ringan ke arah Lia. Bisa dibilang senyum mengejek.
'Sialan! Lagi-lagi cewek kurang ajar ini"rutuknya dalam hati. Ada kekesalan di balik topeng yang dipakainya.
Dengan langkah geram, gadis itu beranjak pergi tanpa sepatah kata pun. Ingin sekali dia mengumpat Hana, namun dia terlalu malu setelah mendapat penolakan dari Renjun. Kekesalannya begitu menjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush on You
RandomCerita di persimpangan asa dan nelangsa. Romansa dan tragedi seakan menanti untuk dipilih sebagai akhir.-