Putra memasuki mobil, matanya Tak lepas kearah nayya. Jujur, putra sama sekali tidak ingin pergi dari sini. senadainya bisa ia bawa nayya ke Jakarta mungkin semua barang nayya akan ia angkut agar nayya tetap masih bersamanya. Namun, tak mungkin. Nayya mana tau.
Semua melambaikan tangan kearah mobil putra yang kini sebentar lagi akan meluncur.
Mata nayya menatap putra sendu. Begitupun sebaliknya.
"ja jangan pergi"- batin lirih nayya.
"Jangan nangis feza, tahan"- nayya mencoba agar air matanya tak jatuh, sungguh ia tak mau ditinggal oleh putra.
mobil putra melaju santai meninggalkan halaman rumah nayya.
Ambu Tersenyum, "Sabar sayang, Ambu tau perasaan kamu saat ini"
Nayya diam sejenak, "Akang putra"- lirihnya.
Ambu menepuk nepuk bahu nayya pelan lalu berjalan masuk menuju rumah, meninggalkan nayya yang masih menatap mobil putra.
"Ja! Jangan pergi!"- entah dorongan apa kaki nayya berlari mengejar mobil putra. Dengan air mata yang sudah bercucuran.
nayya berhenti, tangannya bertumpu pada lutut, keringatnya bercucuran kemana-mana.
nayya mencoba mengatur nafasnya, "f-feza c-cape hufttt"
nayya menghembuskan nafas pasrah, mungkin ia memang harus merelakan putra, pergi.
namun, tiba-tiba.
"kok berhenti?"- mata nayya berbinar saat mobil yang dikendarai oleh keluarga putra berhenti.
seorang laki-laki keluar dari mobil, siapa lagi kalau bukan putra, pria itu tersenyum lalu berlari kearah nayya
"feza!"- nayya diam
Mata nayya berbinar, dengan cepat ia ikut berlari.
"Raja!"
happ, untuk sekian kalinya, mereka berpelukan hangat.
"Jangan nangis lagi, nay, please."- ucp putra disela-sela pelukannya
"Gue nggak kuat liat lu gini"- nayya diam. "Gue janji, gua bakalan kembali lagi"
Nayya sedikit mendongak, "janji?", Putra Tersenyum, "iya gue janji"
nayya Tersenyum lalu mempererat pelukannya begitupun sebaliknya
Sekarang mereka sudah mengikhlaskan satu sama lain, nayya percaya putra akan kembali lagi sesuai janjinya.
---
Tak terasa waktu begitu cepat, 2 Minggu sudah putra meninggalkan kampung dan nayya.
Kini, nayya yang dulu di kenal akan cerianya, bertolak belakang menjadi pendiam dan sering dirumah saja. nayya Kini menjadi wanita yang Magetan, wanita yang malas berjalan kemana-mana, nayya memilih berdiam diri dikamar dibandingkan keluar, Abah dan Ambu yang mengetahui inipun terkekeh geli, anaknya ini menjadi seperti ini karena ditinggalkan oleh pria kesayangannya, nayya juga sering berbicara sendiri, bersama Bubi misalnya, nayya sering menghabiskan waktu bersama Bubi, boneka Teddy bear yang putra kasih kepadanya.
Dan, tak jauh dengan nayya, putra pun begitu, pria yang dari dulu uringan kini bertambah uringan, walaupun sudah Minggu dijakarta putra juga belum mengabari dengan teman sahabat dan pacarnya kalau dirinya sedang berada dijakarta, sekolah kini tengah liburan untuk beberapa Minggu, persiapan untuk anak-anak ujian kelulusan.