Setelah beberapa menit, mereka sudah menyelesaikan urusan masing masing. Putra sudah rapi dengan baju berwarna hitam bercelana warna hitam juga. Nayya juga sudah siap menyiapkan makanan untuk putra.
Putra duduk disalah satu kursi meja makan. Matanya melihat sekitar. "Orang tua lu, Abah sama Ambu mana?"
"mereka lagi dipasar kang."- jawab nayya
"lama banget."
Nayya terkekeh. "biasa itu kang."
Putra mengagguk angguk, ia menyantap makanannya. Sedangkan nayya hanya fokus melihat gerak gerik putra. Karena ia sudah makan bersama abah dan ambunya tadi.
Putra akhirnya sudah menyelesaikan makannya. Mereka beralih menjadi didepan ruangan keluarga. Ada tivi disana. Jadi mereka melihat tivi bersama.
Rumah nayya dampak gede dari pada rumah disekitarnya.
Putra nampak fokus melihat tivi
Sedangkan nayya hanya menatap putra sesekali.
Menurut nayya, gantengnya putra itu setiap detik bertambah.
"akang putra teh ganteng banget kalau lagi serius gitu"- batin nayya sambil melihat putra tak berkedip
Putra yang merasa ada yang memperhatikannya pun menoleh tiba tiba, nayya terciduk karena memperhatikannya.
"ada apa?"- tanya putra heran.
nayya menoleh kearah lain. "mm, a akang teh sekolah ada?"- tanya nayya, ingin mengetahui putra lebih dalam.
"kalau gue SMA, kalau lu?"- putra bertanya balik
Hati nayya merasa berbunga. "feza udah lulus kang."
Putra kaget. teryata nayya lebih tua darinya. Dia fikir nayya seangkatan saja, soalnya wajah Naya terlihat masih kekanak Kanakan.
Nayya terkekeh. Nayya tau bagaimana perasaan putra saat ini. "cuma beda satu tahun aja, kok kang. Feza teh gak tua tua amat juga."
Putra bernafas lega. "oh, lu gak kuliah?"
Nayya berhenti terkekeh. terdiam sejenak. Lalu kembali tersenyum walaupun hanya tipis. "gak punya uang kang. jadi gak kuliah deh."
"rumah dia gede loh padahal, kira gue paling tajir disini. Tapi ternyata, kasihan juga dia"- batin putra berbicara.
Putra mengangkat tangannya kebahu nayya lalu mengelusnya dengan lembut. "sabar ya, gue doain semoga lu nanti bisa kuliah."
Nayya menggangguk sambil tersenyum. "makasih kang."
Putra menggangguk. "lu gak kerja?"
Nayya menggeleng. "Abah teh gak bolehin kerja. disini juga gada kerjaan kang. Namanya juga kampung, biasanya kalau orang kaya aku mau kerja harus kekota dulu"
Putra menggangguk paham. "tapi lu dibilang guru sama orang orang?"
Nayya terkekeh. "oh itu, iya emang guru. Guru sekolahan bisa, anak anak disana gada yang mampu bayar sekolah kang. Jadi feza sama 2 teman feza yang bangun."
putra baru saja ingin berbicara namun kalah karena Abah dan Ambu berbicara duluan, menyela omongannya.
"assalamualaikum."- Abah dan Ambu menuju kearah mereka dengan tangan yang penuh belanjaan.
Nayya dan putra berdiri, nayya dan putra juga menghampiri Ambu dan Abah. Nayya mengambil alih berbelanja lalu mereka salim kepada keduanya.
"Walaikumsalam."
"lama banget mbu? ini juga belanjaan banyak banget."
"maaf, Ambu teh mau belanja aja buat sebulan."
Nayya mengagguk angguk
Abah nayya berjalan kearah tivi di ikuti oleh putra dibelakang, sedangkan Ambu nayya kembali mengambil blnjaan lalu langsung kedapur sedangkan nayya masih terdiam di tempat.
Abah menoleh kebelakang tepat dimana nayya berdiri sekarang. "ternak-ternak Abah sudah diberi makan gak nak?"- putra ikut menoleh
nayya Tersenyum sambil menggaruk tengkuknya, "Maaf bah, feza gak inget. Yudah feza kebelakang dulu"- setelah berucap nayya langsung kebelakang untuk memakani para peliharaan.
---
Nayya sekarang sudah berada di belakang, di lihatnya sekeliling. Bebek yang akan ia berimakan terlebih dahulu.
"ayo, bebek,bebek. Makan."- teriaknya sambil menaburi umpat bebek itu di sebuah baskom dngn cepat para bebek menyambar makanan yang diberikan nayya
Nayya Tersenyum, "Makan ya semuanya"- nayya menjauh dari kandang bebek, Duduk diatas batu besar dekat rumahnya.
Menatap lurus kedepan. perasaan mulai dibanjiri dengan cowo bernama 'putra' lengkapnya "rajadin putra bachtera"
"sih akang putra teh, baik. tapi sifat dia terkadang buat bingung juga"- celetuk nayya
"kadang dia cuek kadang dia juga baik. Kaya tadi, walaupun baiknya cuma gituu,,,tapi kena banget dihati"- nayya Tersenyum geli. dia sudah gila?"akang putra bunglon"- nayya terkekeh geli lagi. Benar nayya memang sudah gila!
nayya berdecak. "ck! Orang kang putra ganteng dibilang bunglon!"
"feza feza, gaboleh gitu ah sama calon imam"- nayya kembali terkekeh geli.nayya kembali murung, ucpan putra soal kuliah masih teringat jelas difikirannya.
Nayya menunduk sedih. "feza juga mau kuliah"- gumaan lirihnya
"gimana mau kuliah? uang aja gada."
"sekarang cari jalur mahasiswa gk gampang, banyak orang yang pinter lebih dari aku."
"semangat feza, semoga ada rezeki."Nayya ngedumel tak jelas tentang kuliah, ia harus tetap tersenyum walaupun hatinya sekarang tidak baik.
"Ekhm!" Seorang laki-laki batuk
Nayya menoleh, putra sedang berada tepat dibelakangnya. Dan putra juga yang menimbulkan suara batuk itu.
"eh kang putra, sini kang."
putra mengagguk, dia mengikuti nayya.
"Lo ngapain?"- tanya cowo itu
"mm." "lagi duduk aja kang."- balas nayya
---
Klik bintang dibawahhh.
Thanks you soyonggg!!!