Seperti biasa, pagi ini. Lagi dan lagi seorang nayyalah yang terlebih dahulu bangun, nayya menatap samping, ada putra yang masih setia dengan tidurnya. Setelah itu nayya memilih untuk kekamar mandi.
Tak lama nayya keluar dari kamar mandi, ia membangun putra.
"Ja! Bangun, udah pagi loh" bangun nayya, namun putra sama sekali tak bergeming.
"Ja! Raja!"
"Ishhh! Haaaa!"
Tanpa ancang ancang, putra menarik nayya kepelukannya, membawa nayya dan memeluk Seperti guling. Itu putra pasti ngigo meluk guling
"Raja! Lepasin!" Pinta nayya, namun tak ada respon apapun dari putra.
"Rajadin!"
"Emm" gumaan putra dan masih menutup matanya
"Buka matanya"
Dengan pelan putra matanya, putra melotot, kiranya ini adalah guling, eh ternyata istri. Bukannya melepaskan putra malah mempereratkan.
"a-aku nggak bi-bisa na-nafas ja!" Nafas nayya memburu, pelukan putra membuatnya sesak nafas saking eratnya.
Dengan cepat putra melonggarkan pelukannya.
"Maaf ya, sayang."Nayya bangkit. Duduk tepat di tepi kasur.
"Mandi sana""Bau tauk!"
Putra terkekeh, ia menarik nayya lalu merebahkan kepalanya dibaha nayya.
"kmu udah mandi sayang?" Tanyanya, dan nayya menggangguk.
"udah, nggak kaya kamu!"
Putra Tersenyum. Lalu matanya kembali tertutup.
Nayya yang melihat itupun dengan segera menarik rambut putra, fikss cara itu berhasil buat putra jadi melek lagi.
"Jangan tidur lagi ishh!"
"Sakit nay" ringisan.
"Sana mandi!" Suruh Salma
Dengan cemberut Fadil bangun lalu berjalan masuk kedalam kamar mandi.
Nayya tertawa, melihat wajah putra seperti itu. Sungguh sangat menggemaskan.
"ada ada aja mukanya buat orang gemes" gumaannya, nayya membersihkan tempat tidur lalu mengambil baju untuk putra dan terakhir mengambil hp putra untuk mencek sosial media putra.
" nggak ada yang mencurigakan, hmm. Bagus juga." Gumaannya.
Tak menunggu lama, putra akhirnya selesai mandi dengan rambut yang basah bercucuran air dan handuk yang diikat di pinggang saja.
Nayya sedikit kaget, ia menaroh kembali ponsel putra llu beranjak berjalan kearah putra.
"Ck! Kebiasaan!" Nayya mengambil alih Anduk lalu di usapnya kerambut putra. Agar cepat kering.
Putra diam, Ia masih setia memanyunkan bibirnya. Membuat nayya yang melihat itu semakin gemas dan sakin gemasnya ia menarik bibir putra dan membuat putra meringis kesakitan.
"Masih pagi nay, udah buat sakit dua kali loh, kenapa sih?!"
Nayya terkekeh.
"Maaf deh"Nayya membawa putra kedalam dekapannya dan dibalas oleh putra.
"iya, aku maafin kok." Katanya.
"Udah ya, pakai bajunya" Nayya hendak melepas pelukannya tapi putra malah mempererat pelukannya, bahkan membawa nayya berjalan mundur.
"Loh loh ngpain?!" Badan nayya sudah tersentu dengan tempat tidur.
Putra tak menjawab, ia masih setia menatap mata coklat nayya.
Dan bruk. nayya sudah tertidur terlentang karena ulah putra.
"Ngpain ja?!" Masih sama, tak ada jawab.
Putra masih setia menindih nayya.
Tunggu, apa ini yang menonjol?! Ohhh nowww
"Jaa! itu kamu!!! Ihhh!" Nayya menunjuk kemaluan mereka yang kini sudah tersentuh, nayya sangat merasakan kemaluan putra yang sudah berdiri. UPP
" Ada apa sayang?" Ucp putra seperti tak terjadi apapun.
"Itu ahhh! Ihhh!"
"Biarin aja" ucp putra dengan senyuman menggoda.
Nayya terdiam melihat senyum putra.
"mau punya anak nggak? bikin Ayuk" ucpan putra membuat nayya menegang. Bingung harus menjawab apa.
"Takutt" ucp nayya pelan.
"Nggak papa, ngusah takut gitu." ucp putra menyakinkan.
nayya Tersenyum lalu menggangguk malu
Putra memulai aksinya. Mencium bibir nayya lembut, lalu ingin membuka anduknya. Tapi .....
Bruk
"Ya ampun, mamah liat!"
"Mata Ambu tolongg!"
Putra dengan segera mempererat kaitan Anduknya melotot saat mamahnya dan mamah mertuanya masuk begitu saja Dalam kamarnya.
Hufttt pasti ini karena ulah mamah yang punya kunci cadangan. Akhhh
"Buat aja! Mamah nggak larang"
"iya jeng, kan mereka juga udah nikah ngpain dilarang "
"Eh iya juga ya, ada bener nya juga"
"bebas atuh"
"Hah?! Iya iya, bebas"
°°
Suka? Vote? Nggak suka harus tetap vote juga.
Thanks.