六 | 6

604 68 10
                                    

Di hari kedua Miyu menjadi manager klub voli.

"Nakagawa-senpai! Nakagawa-senpai!" Seru salah seorang anggota klub dari kelas satu sambil berjalan menuju ke arah Miyu dan entah mengapa anak kelas satu lainnya ikut di belakangnya.

"Ya?"

"Nakagawa-senpai itu... yang menempati posisi 1 di angkatan senpai setiap ujian ya?" Tanyanya.

Tak tahu alur pembicaraan ini akan dibawa kemana, tapi Miyu mencoba untuk mengikutinya. "Iya, memangnya ada apa?"

"Kalau tidak salah Suna-senpai itu sekelas dengan Nakagawa-senpai dan dia juga setiap ujian berada di posisi ke 2. Lalu kami melihat interaksi kedekatan kalian kemarin..." Jelas salah satu dari mereka.

Miyu yang langsung paham arahnya kemana hanya tersenyum. Ah, pasti itu..., batinnya.

"Apa... kalian berpacaran?"

Tuh kan! Bener dugaanku! ㅠㅠ, batinnya lanjut.

"Aku dengan Rintarou sudah lama kenal satu sama lain, tapi kami tidak berpacaran..." Jelas Miyu dan entah mengapa raut wajah murid kelas satu sulit dijelaskan setelah mendengar jawabannya. Seperti... gregetan?

"Padahal jika iya kalian amat sangat cocok!"

"Bayangkan dua orang terpintar di angkatan berpacaran!"

Murid-murid kelas satu di hadapan Miyu malah heboh membayangkan kemungkinan apa yang akan terjadi jika dirinya dengan Suna berpacaran. Mereka tak ada bedanya dengan murid perempuan yang sedang bergosip ria di dalam kelas.

"Heh ayo latihan, jangan rumpi terus!" Suna datang menghampiri murid kelas satu yang masih bergerombol di pinggir lapangan.

"B-Baik!" Mereka langsung bergegas untuk latihan dan kini Suna berada di sebelah Miyu.

"Makasih Rin, aku gak tau harus respon apa lagi tadi sama apa yang mereka bilang."

"Mereka ngapain emang?" Tanya Suna yang cukup penasaran.

"Nanyain kita pacaran atau gak." Jawabnya.

"Hah? Gimana mereka bisa kepikiran?" Suna jadi bingung sama pikiran murid kelas satu.

"Ya... karena katanya kita berdua raih posisi tertinggi di angkatan, kita juga sekelas, sama interaksi kedekatan kita..." Jelas Miyu sambil mengingat apa yang tadi dikatakan oleh para adik kelas tadi.

"Emang karena itu bisa disimpulin pacaran atau gak ya?"

"Entah, lumayan sering juga aku dapat pertanyaan kayak gitu." Ungkap gadis itu. "Kamu juga latihan sana! Kenapa malah diem si sini?" Buku tulis yang ia pegang dari tadi langsung dihantam pelan ke punggung Suna.

"Ah, ada yang mau ku tanyakan." Suna agak membungkukkan badannya dan membisikkan pertanyaannya ke telinga gadis itu. "Dari tadi Atsumu sama Osamu melihatmu terus-terusan. Kamu bikin masalah apa dengan mereka?" Bisik Suna sambil melihat ke arah Miya bersaudara yang kini tengah mendapat giliran latihan.

Kini Miyu yang membisikkan jawaban ke Suna yang masih agak membungkukkan badannya. "Ingin aku memberitahumu, tapi aku udah diancam."

Suna menegakkan badannya lagi dan menatap temannya yang kini tengah tersenyum. "Terus kamu masih bisa senyum kayak gitu setelah diancam?" Tanyanya dengan suara yang pelan.

"Aku gak punya pilihan lain. Aku juga udah janji. Selama aku gak kasih tau siapapun, aku gak akan kenapa-napa." Jawabnya pelan juga. Miyu tidak menyangka jika Suna akan menyadari masalah ini begitu cepat. Kelewat cepat malah.

"Yakin?"

"Yakin. Makasih sudah mau mengkhawatirkanku."

Udah kayak diancam mafia aja ya :(

tbc.

どうしよう!? | Miya Twins, Suna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang