(Masih) di hari yang sama, (masih) di Mall.
"Mau makan apa?" Tanya Miyu.
"Kayaknya aku yang harusnya tanya deh?" Atsumu membenarkan.
"Aku mana aja ok."
"Aku juga... ah, yang lagi kamu mau apa?" Tanya Atsumu.
"Hmm... apa ya... ramen sepertinya enak."
"Aku tau tempat yang enak." Ucap Atsumu dan mereka berdua langsung menuju ke restoran ramen.
Restoran yang Atsumu pilih selain memiliki ramen yang enak, mereka juga ada tempat duduk yang diberi pembatas antar meja untuk menjaga privasi satu sama lain. Ia sengaja memilih meja di ujung karena jauh dari orang-orang. Karena hal yang ingin ia bicarakan itu cukup tabu.
Di sini juga pakai sebuah mesin untuk membeli makanan yang diinginkan sekaligus memilih tempat duduknya. Setelah memilih dan bayar, nanti dari mesinnya akan diberi sebuah karcis berisi pesanan dan nomor meja yang dipilih. Karcis itu diberikan pada pekerja restoran itu dan nantinya akan disampaikan ke bagian yang bertugas memasak dan baru akan dibawa oleh pelayan ke meja mereka.
Lucunya, tadi Atsumu dan Miyu berebutan siapa yang akan membayar makan siang mereka hingga mengundang gelak tawa orang-orang yang melihat tingkah laku mereka berdua. Tapi akhirnya Miyu bersikeras untuk membayar karena nanti ia akan pulang diantar Atsumu.
"Kamu cukup keras kepala ya?" Atsumu menghela napasnya, teringat kejadian yang baru saja terjadi.
"Karena kamu nanti nganterin aku, jadi aku yang bayar makan siangnya biar adil." Tegas Miyu.
"Iya iya, tadi udah dibayar ama kamu."
Pesanan mereka berdua datang. Karena memang tidak butuh waktu lama untuk membuat ramen. Sambil makan, Atsumu juga mulai berbincang tentang hal yang ingin ia bicarakan.
"Aku penasaran."
"Tentang?" Miyu jadi ikut penasaran.
"Waktu kamu menciduk aku sama Samu, kamu nungguinnya udah lama atau cuma sebentar?" Untung Miyu sedang tidak minum atau makan sehingga ia tidak tersedak ketika Atsumu melontarkan pertanyaan itu.
"Pantesan kamu pilih meja di ujung, rupanya ini toh. Nunggu sekitar 5 sampai 10 menit... kayaknya?"
Atsumu dibuat tersedak dengan minumannya. Wajahnya juga tersipu, karena Miyu dengar hal tabu yang ia lakukan dengan Osamu waktu itu. "Ok... cukup lama rupanya. Terus, kenapa kamu gak menjauh dari aku sama Samu?"
"Kenapa harus menjauh?" Miyu tanya balik karena bingung.
"Kamu gak jijik sama kami berdua?"
Miyu menghela napasnya. "Kenapa harus jijik? Itu pilihan kalian kan? Lagipula sepertinya aku harus berterimakasih dengan insiden itu. Aku jadi banyak mengenal orang lain selain Rin karena dijadikan manager tim voli."
"Mau kamu terus lanjut atau gak sama Osamu, itu hak kalian. Meski incest itu hal yang tabu, aku gak berhak ikut campur karena kembali lagi, itu hak kalian. Apapun yang terjadi nantinya, kalian berdua itu tetap temanku." Lanjut Miyu sebelum melahap ramen miliknya.
Atsumu tak bisa berkata-kata. Ia benar-benar tak mengira jika Miyu akan menjawab pertanyaannya seperti ini. Rasanya begitu lega ada orang seperti Miyu. Ada orang yang sepertinya bisa menjadi sandaran baginya.
"Terima kasih banyak, Miyu." Tanpa sadar, air mata keluar begitu saja dari mata Atsumu.
"Iya, sama-samaㅡ kok kamu malah nangis!?"
tbc.
Maaf banget ya aku sibuk sama ospek nih, banyak banget tugasnya ㅠㅠ
KAMU SEDANG MEMBACA
どうしよう!? | Miya Twins, Suna ✔
FanfictionKisah hidup Miyu yang tak sengaja mengetahui rahasia besar dari Miya bersaudara. "Kamu orang pertama yang aku cari." -Atsumu ⚠️ Warn : • bl/yaoi • incest (for storyline purpose) • ooc :') • hasil kegabutan Start : 01.06.20 End : 28.03.21 Haikyuu! ©...