四十三 | 43

245 41 8
                                    

Kembali bersekolah.

Miyu meyakinkan dirinya di depan kaca kamar. Ada tiga kalimat yang ia katakan pada dirinya, yaitu bersikap seperti biasanya, hiraukan ejekkan orang lain, dan tetap bersama Suna selama di sekolah. Intinya, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Meski sudah demikian, rasa takut itu masih menyelimutinya. Hingga ketika hari masuk sekolahpun ia memutuskan untuk berangkat sangat pagi.

"Yo." Sapa Suna di depan rumah Miyu. "Ku tebak kamu bakal berangkat pagi."

"Kok kesannya seram ya?" Miyu mundur pelan-pelan.

"Canda hei, gak usah mundur gitu. Tsumu yang memberitahuku sewaktu dia pulang dari rumahmu. Katanya hubungan kalian berdua ingin disembunyikan saja saat di sekolah?" Tanya Suna memastikan lalu diangguki oleh Miyu.

"Rin yang paling tahu alasannya kenapa aku meminta hal itu." Miyu tersenyum di akhir ucapannya. Suna sadar jika senyuman Miyu terlihat dipaksakan, tapi sepertinya niat Miyu tersenyum adalah agar ia tidak perlu begitu khawatir dengan gadis itu.

"Kalau begitu selama di sekolah, kita seperti biasanya saja. Ayo berangkat." Ujar Suna sekaligus mengajak Miyu untuk berangkat sekolah.

"Apa Samu akan cemburu denganku?" Tanya Miyu berandai-andai jika dirinya akan kembali keseharian biasanya.

"Tidak, sepertinya yang akan cemburu itu Atsumu karena aku terus-terusan bersamamu." Jawab Suna. "Tak mungkin juga aku mengumbar kemesraanku dengan Samu."

"Ah iya juga..." Miyu tersadar jika rintangan Suna dengan Osamu lebih besar dan sulit dibanding dirinya dengan Atsumu. "Tapi ku yakin Samu bisa mengatasi itu kok, dia juga tanggap situasi."

"Aku. Akunya yang mati-matian tahan diri." Ungkap Suna.

Ah... apa bedanya kamu dengan Tsumu kalau sama-sama bulol gini?, batin Miyu.

"Semangat ya kawan." Miyu terkikik di akhir.

Karena jaraknya begitu dekat, mereka berduapun sampai ke sekolah dengan cepat. Miyu dan Suna langsung duduk di kursi mereka. Seperti biasa, keduanya membuka buku pelajaran sebelum bel masuk sekolah berbunyi. Awalnya fokus Miyu mengarah ke buku pelajaran yang ada di hadapannya. Tapi entah kenapa seiring bertambahnya anak kelas yang masuk, ia merasa ada banyak yang menatap ke arahnya yang membuatnya tidak nyaman.

Suna yang berada di sebelahnya juga merasakan tatapan orang-orang yang mengarah ke arahnya dan Miyu. Lebih tepatnya mungkin tatapan itu memang mengarah ke Miyu. Ia menoleh ke arah Miyu, gadis itu terlihat tidak nyaman ketika membaca buku pelajaran yang di hadapannya. Suna menebak-nebak pemikiran para perempuan yang terus-menerus melihat ke arah Miyu baik yang di dalam kelas maupun yang sekedar lewat juga ada.

Bagaimana caranya dia jadi manager klub voli?

Karena selama ini banyak sekali yang mendaftar tapi kebanyakan dari mereka hanya karena ingin melihat si kembar Miya dari dekat. Tentu semuanya ditolak. Bisa jadi masalah jika posisi itu diberikan pada mereka dan mereka tidak bertanggungjawab atas posisinya.

"Miyu gak apa-apa?" Suna memastikan.

"Ya... cuma gak nyaman aja dilihatin terus. Rasanya kayak waktu di lapangan kemarin..." Ungkap Miyu.

Kalau karena menjadi manager saja kamu sudah diperhatikan seperti ini, bagaimana jika mereka tahu kalau kamu udah berpacaran dengan Atsumu?

tbc.





MAAF BARU BISA UPDATE ㅠㅠ

Aku sempet sibuk packing barang setelah UAS dan jatuh sakit bermacam-macam makanya baru bisa update sekarang ㅠㅠ

Makasih banyak buat yang masih nungguin cerita ini ㅠㅠ

どうしよう!? | Miya Twins, Suna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang