十六 | 16

420 61 11
                                    

Di hari yang sama, di kediaman Nakagawa.

Sesampai di rumahnya, Miyu merasa kakinya begitu berat untuk digerakkan. Kepalanya terserang rasa pening yang begitu kuat. Beruntung, Suna yang sadar langsung membantu gadis itu berjalan.

"Rin, pusing banget. Hatsyii!" Keluh Miyu.

"Iya, nanti langsung mandi pokoknya." Balas Suna dan langsung diangguki oleh Miyu. Dengan sekuat tenaga, Miyu berusaha berjalan sendiri secara perlahan. Mengambil baju dan menuju kamar mandi untuk mandi tentunya.

Dari dulu Miyu selalu seperti ini dan Suna tahu itu. Terkena hujan sedikit saja bisa membuat pemilik marga Nakagawa itu jatuh sakit. Karena tak ada keluarga di dekatnya, Suna lah yang merawat Miyu ketika ia jatuh sakit.

Bentuk perhatian Suna yang mungkin terlihat terlalu berlebihan itu memang karena Suna peduli dengan Miyu. Terlebih Miyu merupakan teman yang begitu awet dengannya hingga saat ini, ah lebih tepatnya sahabat. Miyu juga telah membantunya dalam bidang akademik sejak dulu hingga kini ia memasuki jajaran peringkat teratas di angkatannya. Gadis itu juga selalu menemaninya hingga saat ini.

Untungnya besok sudah hari libur, Suna bisa merawat Miyu semalaman hingga gadis itu tertidur nanti. Sementara Miyu mandi, Suna pergi ke dapur untuk membuatkan bubur. Suna sudah hapal betul jika Miyu amat sangat susah untuk makan ketika sakit dan bubur merupakan opsi terbaik untuk itu.

"Rin..." Miyu dengan piyama dan handuk di atas kepalanya menghampiri Suna di dapur.

Suna tahu apa yang akan dilakukan Miyu. Ketika Miyu sedang sakit, tingkat manjanya menaik drastis. "Tahan dulu, bentar lagi ini."

Tentu Miyu tidak memedulikan peringatan Suna. Ia langsung memeluk sahabatnya itu dari belakang. Melingkarkan tangannya di pinggang dan membenamkan wajahnya ke punggung milik Suna. Sebenarnya ia tidak masalah ketika Miyu sedang manja, tapi kini ia tengah di depan kompor memasak bubur untuk Miyu.

Suna hanya menghela napasnya. Mau ia bersuara untuk lepas dari pelukan Miyu, gadis itu tetap tidak akan peduli. Ia hanya harus lebih berhati-hati agar Miyu tidak terkena api dan hal lainnya.

"Ayo makan." Suna meletakkan semangkuk bubur di depan Miyu. Tapi gadis itu menggeleng.

"Disuapin?" Tanya Suna lalu Miyu mengangguk sambil tersenyum. "Bayi banget ya kamu tuh." Protes Suna tapi ia tetap menyuapi gadis itu hingga mangkuknya bersih.

"Minum obat habis itu langsung ke kamar ya? Langsung tidur." Miyu langsung minum obatnya setelah Suna berkata demikian. Suna yang hendak menuju dapur untuk menaruh mangkuk sehabis makan tadi tiba-tiba ditahan oleh Miyu.

"Rin..."

"Ya?"

"Kamu... gak nginep?" Manjanya Miyu kini berada di titik puncaknya. Suna meletakkan tangannya ke atas dahi Miyu. Panas.

"Kamu maunya aku nginep?" Miyu langsung menganggukkan kepalanya. "Ku tinggal sebentar ya." Suna langsung menuju dapur dan bergegas kembali ke rumahnya untuk mandi. Tak lupa ia ijin dengan orang tuanya yang sudah maklum.

Suna kembali ke rumah Miyu dengan kaos dan celana pendek. Dipanggil tidak menyahut, iapun mendapati Miyu tertidur di atas sofa. Suna langsung menggendong Miyu dan membawanya ke kamar gadis itu. Merebahkannya perlahan dan juga memasangkan selimut ke tubuhnya.

"Get well soon."

tbc.




Yang ketik ini lagi baper, maaf. Damagenya gak main-main ternyata.

どうしよう!? | Miya Twins, Suna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang