四十四 | 44

251 40 7
                                    

Keesokan harinya, di sekolah.

"Miyu, peluk." Atsumu merentangkan tangannya, ingin memberitahu Miyu jika ia benar-benar ingin dipeluk.

Miyu langsung memeluk Atsumu dan Atsumu membalas pelukannya dengan erat. "Jadi... Tsumu kenapa, Samu?" Tanya Miyu.

Osamu, lagi bucin juga bersama Suna, yang tak jauh dari mereka berdua hanya menggeleng. "Tadi habis kuis Matematika mendadak, nilainya juga bagus kok dia. Gatau kenapa dia malah kayak gitu."

"Energiku habis tau!" Teriak Atsumu. "Gurunya terus-menerus memperhatikanku..."

"Mungkin dia merasa aneh karena kau dapat nilai bagus di kuis yang dia berikan akhir-akhir ini." Ucap Osamu sambil memainkan rambutnya Suna yang menjadikan pahanya Osamu sebagai bantal untuk tiduran. "Eh anak kelas juga pada bingung kenapa dia bisa dapat nilai bagus."

"Kamu sudah bekerja keras, Tsumu." Miyu mengusap kepala Atsumu seperti anak kecil.

"Hanya Miyu yang dapat mengertiku." Atsumu semakin menenggelamkan diri ke pelukannya Miyu sedangkan yang dipeluk erat hanya tertawa kecil melihat tingkah pacarnya itu.

"Cih, bucin." Celetuk Suna.

Atsumu tentu tidak terima. "Ngaca!"

"Kamu sama bulolnya kayak Tsumu, Rin." Miyu bantu membalas.

Wajah Suna memerah. "Jangan buka kartu!"

"Gak usah malu gitu, kan kamu yang mulai juga." Ucap Osamu yang masih bermain dengan rambut Suna.

"Ih, Samu!" Suna langsung menutup wajahnya dengan tangan karena malu.

Tak lama kemudian, bel masuk kelas berbunyi. Mau tak mau mereka harus berpisah setelah turun dari atap. Atsumu dan Suna yang kesal karena waktu bersama dengan pacar sudah berakhir untuk saat ini. Osamu bahkan sampai menarik paksa Atsumu untuk segera ke kelas sementara Suna mendokumentasikan hal itu dengan ponselnya.

Pada akhirnya, mereka kembali ke kelasnya masing-masing untuk mengikuti pelajaran di kelas yang akan berlangsung lagi. Atsumu yang tadinya murung kembali cerah kembali sesampainya di kelas karena nanti akan bertemu kembali dengan kekasih kesayangannya itu di kegiatan klub. Osamu yang pada dasarnya adalah kembaran dari Atsumu, bisa mengetahui apa yang ada di pikiran saudaranya itu.

Osamu langsung menjitak kepala Atsumu. "Aku tau apa yang kau pikirkan, fokus dulu di kelas atau dia malah marah karena kau tidak fokus dalam belajarmu."

"Sakit hei! Aku juga tau kali, ini tuh motivasi biar aku bisa belajar dengan serius." Bela Atsumu dan hanya ditatap Osamu seperti yang ada di cover buku ini.

Waktu cepat berlalu dan kini sudah waktunya untuk kegiatan klub di sekolah. Miyu tetap menempel bersama Suna selama menuju ke gedung olah raga. Dari kelas, Miyu sudah memasang earphone dan menyetel lagu dengan suara yang cukup keras sehingga tidak mendengar suara-suara yang ada di sekitarnya. Meski tidak bisa menghindari tatapan orang-orang, lebih baik seperti ini daripada tidak sama sekali.

"Ah, aku lupa. Ada tugas dari Kita-senpai yang belum ku lakukan." Ucap Miyu ketika sudah sampai di gedung olah raga. "Aku nitip tas, aku balik bentar."

Suna yang tiba-tiba menerima tas Miyu itu hendak menahan tindakan gadis itu. "Aku temani."

"Gak usah, aku cuma sebentar kok." Miyu tersenyum di akhir, menandakan ia memang tidak perlu ditemani lalu lari bergegas menuju ke gedung sekolah.

Firasatku gak enak..., batin Suna.

tbc.








MAAF BARU BISA UPDATE ㅠㅠ

Makasih banyak atas dukungan dan buat yang masih ngikutin buku ini! Tanpa kalian entahlah bisa selesai atau gak ini ㅠㅠ

Aku berencana bikin extra chapter gitu... tolong dinantikan saja nanti ya! ><

Oh iya... ada yang main genshin impact di sini? •w•

どうしよう!? | Miya Twins, Suna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang