八 | 8

547 57 5
                                    

Keesokan harinya.

"Duh... gimana ya..." Gumam Atsumu yang terdengar oleh Osamu ketika mereka berjalan menuju sekolah.

"Kenapa?" Tanya Osamu.

"Mikirin cara biar bisa dapet bantuan dari Miyu..."

"Oh."

"Coba kamu mau ngajarin aku. Gak bakal pusing setiap saat aku juga."

"Hm."

"Lebih responsif dong!?" Ketus Atsumu, tak suka dengan balasan dari kembarannya.

"Aku harus ngapain? Salto depan sekolah gitu? Dari pada aku diemin, lebih gak enak mana?" Sebuah skakmat dari Osamu untuk Atsumu. Yang berambut emas tak bisa berkata-kata lagi.

Lagi-lagi Osamu meninggalkan Atsumu di belakang. "Samu, tunggu!" Kembarannya itu senang sekali meninggalkan dirinya di belakang.

Kasian.

Karena latihan pagi dibatalkan, Atsumu jadi bingung harus berbuat apa. Biasanya dia dan Osamu akan datang pagi untuk latihan dan setelah itu langsung masuk ketika bel masuk berbunyi. Dia lagi tidak mood untuk meladeni penggemarnya yang dari tadi curi-curi pandang ke arahnya baik yang di dalam kelas maupun yang di luar kelas.

Osamu? Sampai di kursi kelasnya dia langsung tidur lagi. Makanya Atsumu sangat amat bingung saat ini harus melakukan apa. Masa mau membangunkan Osamu lalu mengajaknya berantem? Tidak, Atsumu terlalu lelah untuk itu. Hingga pikirannya membawa dirinya seperti bukan dirinya sendiri.

Apa aku ke perpus saja?, batinnya.

Lihat, bukan dirinya kan?

Atsumu sendiri heran dengan dirinya yang kini sudah berada di depan pintu perpustakaan. Padahal tadi cuma membatin, tapi kini ia benar-benar sudah berada di depan pintu perpustakaan. Setelah konflik batin yang cukup sengit terjadi di dalam dirinya, Atsumu akhirnya memutuskan untuk masuk ke perpustakaan.

Jarang sekali ia masuk ke perpustakaan. Bisa dihitung dengan jari jumlah ia berkunjung ke perpustakaan selama dua tahun menempuh pendidikan di sekolah ini. Tentu ia lebih sering menghabiskan waktunya di gedung olahraga dan melatih kemampuannya.

"Atsumu?" Seseorang menyebut namanya ketika dirinya tengah menelusuri rak.

"Ah... Miyu rupanya." Ucap Atsumu ketika melihat ke arah sumber suara.

Miyu tak sengaja bertemu dengan Atsumu karena buku yang ia cari berada di rak dimana Atsumu berada. "Maaf jika lancang, sepertinya kamu bukan tipe yang ke perpustakaan." Lanjut gadis itu tersenyum sambil mengambil sebuah buku.

Mata Atsumu membulat. Baru saja Miyu tersenyum?

Ke arahnya?

Miyu tersenyum ke arahnya?

"Aku gak ada kerjaan." Balas Atsumu.

"Maaf, tapi tidak ada lowongan kerja di sini..." Atsumu langsung menutup mulutnya, menahan agar suara tertawanya tidak lepas begitu saja di dalam perpustakaan.

"Selera humormu bagus juga." Ucap Atsumu yang masih menahan tawanya. "Tapi... kamu terlihat agak berbeda."

"Berbeda bagaimana?" Miyu mengerutkan dahi.

"Biasanya jika bertemu denganku atau Samu, kamu terlihat ketakutan. Seperti ingin lari saja dan tidak ingin melihat wajahku dan Samu lagi."

"Memang iya." Jawab Miyu sambil tersenyum.

"Bahkan sekarang... juga?" Tanya Atsumu dan diangguki oleh Miyu yang masih tersenyum.

"Aku berusaha untuk bersikap se-normal mungkin. Aku tidak ingin terlibat masalah... kamu tahu kan?" Lanjut Miyu dan diangguki oleh Atsumu.

Siapa lagi kalau bukan para penggemarnya Atsumu?

Apa aku tanyakan saja ya?, Atsumu membatin.

"Miyu."

Miyu yang hendak mengucapkan pamit jadi mengurungkan niatnya. "Ya?"

"Apa boleh... aku minta tolong sesuatu padamu?"

tbc.

どうしよう!? | Miya Twins, Suna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang