二十七 | 27

308 48 1
                                    

Di sekolah.

Atsumu bosan. Guru yang mengajar kelasnya sedang tidak masuk karena ada pelatihan bersama beberapa guru yang lain. Osamu yang berada di sebelahnya tentu memanfaatkan waktu kosong dengan tidur. Dia semalam susah tidur karena mikirin omongan Miyu, makanya masih mengantuk. Ciaaa.

Si rambut emas memutuskan untuk pergi mencari angin di atap. Sedikit bingung Atsumu karena berpapasan dengan para penggemarnya di tangga. Kenapa mereka berbondong-bondong turun dari tangga yang mengarah ke atap sekolah?

Sesampainya di atas, Atsumu langsung menghampiri pagar pembatas sembari menikmati angin yang berhembus. Suasana yang tenang mendadak berubah ketika mendengar suara rintihan seseorang.

"Miyu!?" Seru Atsumu ketika menghampiri sumber suara.

"Tsu... mu?"

Miyu yang berada di hadapannya tengah berusaha untuk duduk dari posisi terbaring di lantai. Seragam yang berantakan, salah satu pipinya yang merah, kaki lebam, dan salah satu tangan yang selalu memegang perutnya. Dari semua hal itu, ia mengerti apa yang telah dialami Miyu. Pasti mereka yang baru papasan dengannya tadi. Atsumu langsung membantu Miyu yang ingin duduk bersandar tembok.

"Kamu..."

"Iya... sesuai dugaanmu. Ughㅡ" Miyu merintih sambil memegangi perutnya.

"Ditendang?"

Miyu menganggukkan kepalanya. "Sama ditampar. Tapi yang ditendang lebih sakit karena ada banyak tadi."

"Ke UKS ya?" Tawar Atsumu.

"Tsum, aku tadi udah susah cuma buat duduk..." Miyu mengeluhkan rasa sakitnya.

"Aku gendong."

"Heh! Ngada-ngada ya kamu!? Ughㅡ perutku..."

"Aku serius. Aku gendong ya?"

Miyu sebenarnya tidak ingin merepotkan Atsumu tapi hanya Atsumu yang saat ini ada di sini. Ia saja kesusahan ketika ingin duduk apalagi jika berjalan ke UKS yang berada di lantai terbawah. "Ta-Tapi gendongnya gimana? Perutku sakit..."

"Gini."

"Huwaa!"

Atsumu langsung menggendong Miyu ala bridal. Wajah Miyu langsung memerah setelah diangkat seperti itu oleh Atsumu. Ia malu jika harus dilihat orang lain seperti ini. Apa lagi digendongnya oleh orang yang terkenal baik di sekolah maupun luar sekolah, menggali kuburan sendiri namanya.

"Kenapa gini!?"

"Kalau gendong belakang nanti perutmu sakit dong? Mukamu memerah tuh. Tahan ya sampai di UKS." Atsumu langsung berjalan menuruni tangga sementara Miyu memegangi perut dan menutupi wajahnya karena malu.

Miyu bisa mendengar beberapa sorakan yang dilontarkan ke arahnya dan ke Atsumu. Ini yang Miyu takutkan, terlalu menarik perhatian. Tapi ia tidak bisa menolak juga dengan keadaan perutnya yang nyeri karena ditendang berkali-kali.

"Ughㅡ Tsumuㅡ" Miyu lagi-lagi merintih.

"Tahan sebentar lagi ya? Ini udah mau sampai." Ucap Atsumu.

Rasanya Atsumu ingin menangis. Memang bukan dia korbannya, tapi entah kenapa rasanya ingin menangis. Miyu yang menjadi korbannya saja tadi tidak menangis, hanya merintih. Ia takut Miyu kenapa-napa.

"Iya... ughㅡ" Balas Miyu dengan rintihan di akhir.

Atsumu dan Miyu jadi bahan tontonan banyak orang ketika berada di lantai dua dan lantai satu. Ia tak peduli disoraki oleh yang lain, ia hanya ingin Miyu tidak merintih kesakitan lagi. Sesekali Atsumu melihat ke wajah Miyu yang sedikit terlihat karena hanya ditutupi oleh satu tangan. Wajah menahan rasa sakitnya ikut membuat hati Atsumu sakit juga ketika melihatnya.

Semoga kamu gak kenapa-napa...

tbc.

どうしよう!? | Miya Twins, Suna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang