Yuk balik ke waktu sekarang.
Kegiatan klub akhirnya selesai. Agak sulit bagi Miyu untuk melihat para anggota latihan sambil menghafalkan namanya. Tapi paling tidak, ia sudah mengerti secara garis besar apa saja yang harus dilakukan sebagai manager klub voli.
"Bagaimana?" Tanya Kita, sang ketua klub voli.
"Hmm... aku sudah mengerti secara garis besarnya. Hanya tinggal nama anggota yang belum aku hafal semuanya." Jawab Miyu.
"Baguslah, tidak ada masalah berarti. Apa ada yang masih ingin ditanyakan?" Tanyanya lagi.
"Itu Miya bersaudara... emang selalu berisik seperti ini?" Telunjuk Miyu menunjuk ke arah si kembar yang tengah mendebatkan sesuatu. Meski ia tidak peduli juga apa yang didebatkan oleh si kembar.
"Iya... kamu boleh anggap mereka tidak ada."
"Bukannya itu terlalu jahat!?" Miyu tidak menduga Kita akan menjawab demikian.
"Pokoknya terima kasih atas kerja kerasmu hari ini, manager." Ucap Kita sambil berjalan menjauh.
"Ah terima kasih atas kerja kerasmu juga, Kita-senpai." Balasnya sambil membungkukkan badan ke arah kakak kelasnya.
Bahu Miyu yang sedari tadi tegang, akhirnya bisa ia lemaskan. Berada di sebelah ketua klub entah kenapa menguras banyak energi juga. Suna yang sudah siap untuk pulang menghampirinya yang tengah duduk di atas kursi.
"Ingin sekali ku foto wajahmu saat ini." Ucapnya sambil memasang wajah mengejek.
"Kenapa? Wajahku sudah seperti orang mau mati kah?" Tanya gadis itu sambil menatap temannya sinis. Suna hanya tertawa mendengar balasannya.
"Ah iya, tadi aku cerita dengan ibu tentangmu jadi manager klub dan dia mengundangmu untuk makan malam." Ungkap Suna.
"Ih, ngapain cerita!? Aku ngerepotin lagi kan!?" Ketus Miyu hingga terbangun dari kursi yang ia duduki.
"Dia gak pernah ngerasa kerepotan Miyu, aku udah bilang berkali-kali... Kamu di sini juga tinggal sendiri, jadi gak usah sungkan."
"Aku jadi gak enak dengan ibumu..."
"Udah udah, ayo pulang. Laper nih." Suna tidak ingin membahas lagi kebaikan ibunya terhadap Miyu karena ia tahu, selesainya pasti akan sangat lama.
"Ah sebentar, aku beresin barangku dulu." Miyu langsung bergegas merapihkan barang-barangnya. Kan tidak enak juga dengan Suna karena sudah diundang makan malam oleh ibunya untuk yang kesekian kalinya. "Yuk, Rin."
"Bisa kau hentikan tidak panggilan itu? Itu seperti nama perempuan." Keluh Suna sambil menatap Miyu sebal ketika berjalan ke luar gedung.
"Rin itu bagian dari namamu juga jadi tak apa dong?"
"Belum pernah aku smash ya itu mulut?" Ancam Suna.
"Lariii!" Miyu langsung berlari dari Suna.
"Hei tunggu!" Tentunya Suna akan mengejarnya.
Entah mereka berdua yang memang tidak peduli dengan sekitar atau gimana karena sejak tadi mereka terus-terusan menjadi pusat perhatian anggota lain karena tingkat kedekatan yang terlewat dekat hanya untuk sekedar teman sekelas. Termasuk si Miya bersaudara juga ikut memperhatikan Suna dan Miyu hingga perkelahian mereka terhenti.
"Samu, mereka terlihat begitu dekat." Ucap Atsumu.
"Ya. Semua yang melihatnya juga tahu, Tsumu."
"Tapi lebih dari sekedar teman sekelas ku rasa?" Duga Atsumu.
"Semangat untuk rencanamu yang gila itu." Osamu berbalik dan hendak menuju ruang ganti baju.
Ingin rasanya Atsumu menjitak kepala Osamu sekarang juga.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
どうしよう!? | Miya Twins, Suna ✔
FanfictionKisah hidup Miyu yang tak sengaja mengetahui rahasia besar dari Miya bersaudara. "Kamu orang pertama yang aku cari." -Atsumu ⚠️ Warn : • bl/yaoi • incest (for storyline purpose) • ooc :') • hasil kegabutan Start : 01.06.20 End : 28.03.21 Haikyuu! ©...