十八 | 18

402 59 14
                                    

Keesokan harinya, hari libur. Di kediaman Nakagawa.

Miyu terbangun dari tidurnya karena merasa gerah. Ia buka selimutnya dan berjalan keluar dari kamar. Biasanya jika seperti ini ia akan kembali tidur di atas sofa ruang TV dan terbangun kembali ketika tengah hari. Mengingat hari ini adalah hari libur akhir pekan jadi tak apa untuk bangun siang.

Gadis itu agak sedikit terkejut melihat Suna tengah tidur dengan posisi miring di atas sofa besar yang biasa ia tempati untuk tidur lagi. Miyu baru teringat jika semalam ia meminta Suna untuk menginap di rumahnya. Kakinya tetap melangkah ke arah sofa itu. Masih tersisa ruang kosong di sebelah Suna. Miyu langsung merebahkan badannya miring menghadap Suna, merapat ke tubuh sahabatnya itu agar tidak terjatuh.

Suna terbangun dari tidurnya karena merasa ada orang di sebelahnya. Ia membuka matanya lalu mendapati Miyu yang berada di sana.

"Miyu, kepalamu naik dikit sini." Suna menepuk pelan lengan atasnya, memberi tanda untuk Miyu agar menggunakan lengannya sebagai bantal. Miyu langsung menaikkan tubuhnya sedikit. Tangan kiri Suna yang menganggur langsung mengecek dahi gadis itu apakah masih panas atau tidak.

"Udah turun demamnya. Masih pusing?" Tanya Suna.

"Masih sedikit..." Jawab Miyu dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Tidur lagi aja dulu." Suna memeluk tubuh Miyu agar gadis itu tidak terjatuh dari sofa. Ia juga tidak ingin mengganggu tidur Miyu hanya untuk bertukar posisi di pinggir.

"Rin."

"Hm?"

"Kamu... wangi banget." Miyu langsung membenamkan wajahnya ke dada Suna.

"Kalau semalem aku gak mandi dulu gimana?" Suna bertanya.

"Kamu ku usir terus aku tidur di sofa sendirian." Suna hanya tertawa mendengar jawaban Miyu.

"Kamu... ganti shampoo?" Tanya Suna lagi ketika tak sengaja mencium wangi rambut Miyu.

"Iya. Aneh ya wanginya?"

"Gak, lebih suka ini." Jawab Suna. Karena yang ia tahu shampoo milik Miyu sebelumnya memiliki aroma yang manis sedangkan yang kali ini memiliki aroma lebih segar dan menenangkan.

"Jangan dicium terus gitu dong, aku susah tidur Rin... geli tau."

"Dari dulu kamu tuh sama." Ucap Suna.

"Maksud?" Miyu langsung menatap wajah Suna yang begitu dekat dengannya.

"Sama-sama gemesin."

"Licin banget ya itu mulut, macem udon. Ih Rin! Ini aku gak tidur mulu jadinya!" Protes Miyu.

"Emang iya? Yaudah ayo tidur." Suna memeluk Miyu lagi. Sudah menjadi biasa bagi Suna dari dulu jika tidur bersama dengan Miyu. Ia akan memeluknya meski cuma tanganpun tetap akan ia peluk.

Miyu suka dipeluk. Jadi ketika ia dipeluk oleh Suna ia tidak masalah, justru malah suka. Ia berani bertaruh semua orang pasti suka dengan pelukan dan jika ada yang tidak suka, ia hanya tak habis pikir bagaimana orang itu tidak suka dengan pelukan?

"Miyu sayang Rin."

"Rin juga sayang Miyu."

tbc.






HUWEEE DAMAGE NYA GA MAIN MAIN ㅠㅠㅠㅠ

どうしよう!? | Miya Twins, Suna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang