四十 | 40

290 35 5
                                    

(Iya, masih) di hari yang sama, di penginapan.

Osamu dan Suna memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu lalu baru akan mandi. Alasan Osamu adalah karena takut makanannya habis dan kalau Suna hanya mengikuti Osamu saja. Meski tidak akan cepat habis, Osamu akan tetap pilih untuk makan dulu. Karena di pemandian umumnya pasti juga sangat ramai dan hal itulah yang Osamu hindari.

"Kau tidak terbiasa memangnya?" Tanya Suna yang duduk di sebelah Osamu dengan suara kecil.

Osamu nyaris tersedak karena pertanyaannya karena tahu arah pembicaraan. "Yang benar saja kau tanya hal ini? Aku lagi makan lho?"

"Iya, penasaran soalnya."

Osamu menghela nafasnya. Entah apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya sehingga ia kenal dengan Suna Rintarou sekarang. "Jika bisa nanti, maka akan ku lakukan nanti. Lagi pula aku juga lapar."

"Tapi kalau nanti kan cuma kita?"

"Kalau begitu, berjauhan." Jawab Osamu tanpa berpikir panjang.

"Kau jahat sekali, Samu." Suna memanyunkan bibirnya.

Osamu memandang wajah Suna, tak biasanya ia melihat Suna seperti itu. "Kau terlihat berbahaya soalnya."

Suna tidak terima. "Miyu saja akan luluh jika aku manyun seperti ini lho!?"

Dia hanya bersimpati padamu sepertinya?, batin Osamu.

"Sudahlah, ayo mandi. Yang lain juga sudah mulai makan."

Setelah menyelesaikan makan malam, Suna dan Osamu segera menuju ke pemandian umum yang sudah terlihat sepi. Seperti yang sudah Osamu ucapkan sebelumnya, mereka berdua benar-benar berjauhan ketika membersihkan badan dan berendam di air panasnya. Lebih tepatnya Osamu yang menjauhkan dirinya dari Suna.

Di mata Osamu, entah kenapa Suna mengeluarkan aura dominan yang begitu kuat, meskipun Suna bercanda dengan melakukan tingkah lucu tapi tetap saja aura dominannya terasa. Seolah Suna bisa menerkamnya kapan saja dan dimana saja. Jiwa submisif Osamu menciut tapi ia berusaha untuk tidak begitu menunjukkannya.

"Samu, apa... tidak terlalu jauh?" Posisi keduanya kini masing-masing berendam di ujung yang bersebrangan. "Aku ingin berbicara denganmu."

Osamu maju hingga tengah-tengah tempat berendam. "Mau berbicara tentang apa?"

Suna bersumpah dalam hatinya tak akan menyerang Osamu saat ini tapi memang sepertinya Osamu sangat berhati-hati pada dirinya. "Aku janji gak akan melakukan apapun, tolong mendekatlah..."

Osamu akhirnya maju menjadi lebih dekat dengan Suna. "Udah ya segini?"

Suna menganggukkan kepalanya. Ia kesulitan dalam memerintahkan jantungnya yang berdegup sangat kencang ketika melihat rambut basahnya Osamu yang disisir ke belakang dengan tangan sehingga menampakkan dahinya. Ganteng banget astaga. Ini mah curang namanya, batin Suna.

"Aku suka kamu, Osamu. Meski kamu sudah tau dari Miyu, aku mau mengucapkannya langsung padamu." Suna akhirnya menyatakan perasaannya ke Osamu.

Di pemandian umum yang terbilang besar untuk mereka berdua ini, Suna mengatakan hal itu pada Osamu. Wajah si surai abu memerah setelah Suna menyatakan perasaannya. "Kenapa di sini sih... Suna bodoh."

"Biar selalu terkenang?" Suna terkikik di akhir.

"Sengaja ya biar setiap ke pemandian aku selalu teringat sama hari ini?" Suna menganggukkan kepalanya. Tapi Suna tidak salah juga. Siapa yang mengira jika ia akan menyatakan perasaannya di pemandian umum? Lucu tapi juga agak malu sebenarnya.

"Jadi... apa kau mau jadi pacarku, Samu?"

tbc.


Makasih banyak atas 4k+ reads dan 900+ votes nya! ㅠㅠ

どうしよう!? | Miya Twins, Suna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang