三十六 | 36

282 42 1
                                    

Ketika Miyu kembali mengikuti kegiatan klub.

"Aku dengar kamu habis sakit ya?" Tanya Kita, sang ketua tim klub voli, menghampiri Miyu yang tengah duduk memperhatikan anggota lain yang latihan.

"Ah, Kita-senpai. Iya benar, sekarang kondisi saya sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya." Jawab Miyu meyakinkan kakak kelasnya itu.

"Kalau masih sakit jangan memaksakan diri, aku bisa bantu kamu nanti." Ujar si ketua klub.

"Apa tidak merepotkan senpai?" Miyu takut uluran tangan dari kakak kelasnya itu mempengaruhi latihan volinya karena sebentar lagi ada pertandingan tingkat nasional.

"Tidak kok, jangan khawatir." Balas Kita sambil tersenyum, memberitahu jika ia memang ingin membantu adik kelasnya itu.

"Terima kasih banyak senpai!" Ucap Miyu sambil tersenyum dan membungkukkan badannya ke kakak kelasnya itu.

Setelah latihannya selesai, para pemain langsung mengerubungi Miyu untuk mengambil minuman yang sudah Miyu siapkan dari tadi. Termasuk ketiga teman dekatnya itu juga mendatangi Miyu. Beberapa adik kelasnya ada yang mengerubungi Miyu karena ingin menanyakan keadaan kakak kelasnya yang satu itu.

"Tuh kan sudah ku bilang kalau Miyu itu terkenal sebenarnya, di kalangan kita." Ucap Osamu pelan pada Atsumu sehabis melihat Miyu ditanya-tanya oleh adik kelas mereka.

"Tapi sekarang kita harus fokus latihan Sam." Meski terlihat seperti itu Atsumu juga sadar jika sekarang bukan waktu yang tepat untuk menyatakan perasaannya.

"Kalau pas kita kalah aja, gimana? Aku dare kamu tembak dia pas kita kalah." Ucap Osamu.

"Kita gak lagi main truth or dare astaga!?" Atsumu protes.

"Jangan disia-siain lampu hijau dariku." Suna mengingatkan.

Miyu adalah sahabat terbaik yang Suna miliki. Tentu Suna tidak ingin Miyu bersama dengan laki-laki yang tidak serius dan tidak bertanggung jawab. Diberi lampu hijau oleh Suna berarti Atsumu sudah dipercaya oleh Suna untuk menjaga Miyu. Tentu tak akan disia-siakan oleh Atsumu.

"Memang waktu terbaiknya sih sewaktu kita kalah ya." Atsumu setuju dengan ide Osamu.

"Ya... Miyu palingan juga akan menyuruhmu fokus belajar dan latihan." Suna terkikik setelah mengatakan itu.

"Terus para perundung Miyu, mau diapakan?" Osamu buka topik baru.

"Miyu minta kita buat gak ngelakuin apa-apa. Meski ku tau siapa saja karena papasan di tangga waktu itu." Jawab Atsumu.

"Kalau dia tahu para perundungnya babak belur, yang terlintas dibenaknya pasti kita pelakunya." Sahut Suna.

Osamu menganggukkan kepalanya. "Karena yang tahu wajahnya hanya Atsumu ditambah aku dan Suna yang tahu soal Miyu dirundung."

"Kita tunggu lagi saja." Suna mengusulkan.

Atsumu merasa janggal dengan usulan Suna. "Maksudmu Miyu dibiarkan begitu saja jika dia dirundung lagi!?"

"Miyu nanti pasti akan dilihat oleh banyak orang sekolah saat pertandingan karena dia jadi manager dan duduk di bangku bersama pelatih bukan? Entah kenapa menurutku dia akan dirundung habis-habisan karena hal itu, kau mengerti maksudku kan?" Jelas Suna cukup panjang. Cukup masuk akal penjelasannya bagi Atsumu dan Osamu.

"Kalian sedang apa?" Tiba-tiba Miyu datang mendekat ke arah mereka bertiga dan tentunya membuat mereka terkejut. "Yang lain udah mulai latihan lagi, kalian mau diamuk Kita-senpai?"

"K-Kami lanjut latihan sekarang!"

tbc.







Hai~ Maaf baru bisa update hehehe :>

Setelah UTS entah kenapa bahasan matkulnya semakin seram ㅠㅠ

Makasih banyak buat 3k+ reads dan 500+ votes nya! Masih gak nyangka sebenernya kok bisa banyak gini... aku akan berusaha buat kelarin buku ini secepatnya!

どうしよう!? | Miya Twins, Suna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang