Extra : 一 | 1

305 24 1
                                    

Hari pertandingan kejuaraan nasional, sebelum pertandingan dimulai.

"Karasuno ya..." Gumam Miyu sambil melihat kertas yang berisikan bagan pertandingan.

"Hebat lho mereka mengalahkan Shiratorizawa." Celetuk Osamu yang mendengar gumaman Miyu.

"Menang ataupun kalah, kalian tetap hebat pokoknya." Ucap Miyu sambil tersenyum.

Para adik kelas yang mendengar ucapan Miyu langsung terharu. Bersyukur mereka mempunyai manager yang sangat peduli dengan seluruh anggota klub. Memang sudah kewajiban Miyu tapi ia tetap mendapatkan pujian dari para anggota klub voli lainnya.

Sementara si surai emas dari kejauhan, habis beli minum soalnya, menatap tajam para adik kelasnya yang berkerumun pada Miyu. Suna yang menemani Atsumu langsung menahan tawanya. Jelas sekali dari wajah Atsumu jika ia cemburu karena Miyu dikerumuni seperti itu.

Atsumu bingung karena tiba-tiba Miyu berlari keluar dari kerumunan adik kelasnya dan berlari seolah bertemu dengan seseorang yang ia kenal. Tapi siapa? Miyu tidak pernah bercerita kepadanya. Atsumu langsung mengejar Miyu sementara Suna menggelengkan kepala dan menghampiri Osamu.

"Miyu kemana Sam?"

"Tuh, tadi lari terus langsung peluk si nomor punggung 10 dari Itachiyama. Keluarganya ya?" Osamu langsung menunjuk ke arah yang dimaksud.

"Sepupunya kalau gak salah." Jawab Suna.

"Oh..."

Tapi Suna teringat dengan Atsumu yang mengejar Miyu. "EH SI ATSUMU NGEJAR MIYU!"

"DEMI!?"

Suna dan Osamu langsung heboh dan mengejar Atsumu. Takutnya ada salah paham makanya mereka berdua langsung bertindak. Ketika melihat Atsumu terdiam begitu saja di antara banyak orang, Osamu dan Suna langsung menghampiri si surai emas. Wajahnya termanyun, Osamu ingin tertawa tapi kasihan.

"Mereka akrab banget ngobrolnya, mana tadi peluk si nomor 10..." Keluh Atsumu sementara Suna dan Osamu sudah menahan tawanya dari tadi.

Miyu tadi langsung berlari melewati orang banyak setelah melihat sepupunya yang sudah lama ia tidak temui. "Omiii!" Serunya sambil memeluk pria itu.

"Wah hebat. Kali ini kamu tidak disemprot disinfektan seperti dulu, Miyu." Celetuk Komori.

"Ish, Toya! Jangan diingetin..." Ketus Miyu yang masih memeluk Sakusa.

"Kamu ngapain di sini... dan tolong lepasin pelukanmu sebelum ku semprot beneran." Sakusa memang terkejut jika ia dipeluk tiba-tiba tapi yang lebih mengejutkan kenapa Miyu ada di sini.

"Jadi manager klub voli. Ya aku harus dateng lah?" Jawab Miyu sambil melepas pelukannya. "Gak kangen aku apa? Ditolak gitu pelukanku..."

"Hayoloh kamu nangisin anak orang." Komori menenangkan Miyu yang mau menangis.

"Duh gak gitu maksudnya..." Sakusa langsung melunak.

"Ku telpon om sama tante nanti. Bilang kalau Omi gak suka aku peluk." Diancam demikian, Sakusa langsung minta maaf dan memperbolehkan Miyu memeluknya.

"Oh iya, temenku nambah dua!" Curhat Miyu ke kedua sepupunya.

"Kenapa rasanya seperti kau sedang mengejekku, Miyu?" Sindir Sakusa. Dia memang tidak punya banyak teman dan hanya dekat dengan Komori saja. Tentu Komori yang di sebelahnya tertawa.

"Harusnya bangga dong aku bisa nambah teman?" Miyu asik bercengkrama dengan kedua sepupunya yang berbeda sekolah dengan dirinya. Sampai ia sadar jika ada ketiga temannya yang memandanginya.

"Samu, Tsumu, Rin! Sini!" Teriak Miyu ke mereka bertiga. Mereka bertiga langsung menghampiri Miyu dan Miyu cukup bingung kenapa raut wajah Atsumu sedikit berbeda.

"Lama tak jumpa, Sakusa, Komori." Ucap Suna. Karena dia memang sudah kenal dari dulu ketika kedua sepupu Miyu berkunjung ke rumah Miyu.

"Ini dua teman baruku, yang ini Osamu, yang ini Atsumu. Oh iya, Sakusa dan Komori ini sepupuku." Miyu memperkenalkan kedua teman barunya kepada sepupunya.

Oalah sepupu doang..., batin Atsumu sangat lega.

"Cukup terkejut ternyata temanmu orang terkenal, Miyu." Komentar Sakusa.

"Kau lupa kalau dirimu juga terkenal?" Sindir Komori sambil menyikut pinggang Sakusa.

"Ah, udah waktunya bersiap. Dadah Omi, dadah Toya! Nanti ngobrol lagi ya! Ayo kalian bertiga, kita balik." Miyu langsung mendorong teman-temannya yang berjaket merah itu.

Setelah Miyu menjauh, Sakusa langsung berbincang dengan Komori. Membahas sepupunya yang satu itu. "Dia... lebih ceria gak sih? Dulu gak secerah itu."

"Tuh kan, diam-diam kamu peduli ama dia." Goda Komori.

"Diam kamu." Balas Sakusa dingin.

Sebuah ide terlintas dibenak Komori, entah akan diiyakan oleh Sakusa atau tidak. "Kapan-kapan berkunjung ke rumahnya yuk, mau?"

Sakusa tidak langsung menjawab, membuat Komori menanti-nanti jawaban apa yang akan dilontarkan oleh Sakusa. "Boleh."

"Eh!? Beneran!?" Komori tak menyangka akan semulus itu.

"Berisik, ayo balik. Takut dicariin."

End.







Ku drop sekalian deh yang ini hehehe, takut gak bisa apdet dalam waktu dekat soalnya... ㅠㅠ

どうしよう!? | Miya Twins, Suna ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang